Film animasi garapan Disney ini tengah menarik perhatian banyak orang, terutama untuk masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Dimana jalan cerita dan nuansa animasi ini terinspirasi oleh negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Laos dan Kamboja.Â
Dimana di dalamnya menunjukan berbagai budaya, nuansa alam, adat istiadat hingga makanan khas yang hanya ada di Asia Tenggara. Selain tampilan dan tokoh-tokoh yang merepresentasikan Asia Tenggara terdapat banyak nilai yang terkandung di dalamnya, dimana nilai ini tidak jauh-jauh dari kehidupan asli masyarakat Asia Tenggara.Â
Artikel ini mengandung banyak spoiler, walaupun kalian sudah sedikit tahu jalan ceritanya namun ketika kalian menonton langsung vibes-nya akan sangat berbeda. So, kalian tetap harus nonton secara langsung.
Animasi ini bercerita mengenai sebuah bangsa bernama Kumandra yang begitu elok rupanya yang ditinggali oleh manusia dan naga secara berdampingan. Hingga sebuah kekuatan jahat muncul yang menyebabkan manusia yang dikenainya berubah menjadi batu.Â
Para naga pun harus berjuang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan manusia dan bangsa Kumandra. Tersisalah lima naga yang mengorbankan diri mereka serta memberikan kekuatan mereka kepada Sisu hingga terciptalah Kristal yang menyelamatkan para manusia. Namun para manusia dibutakan oleh keserakahan untuk mendapatkan Kristal tersebut dan saling berperang satu sama lain serta membuat bangsa Kumandra menjadi terpecah.Â
Hingga 500 tahun kemudian penjaga Kristal yaitu Benja berusaha untuk menyatukan semua negara kembali menjadi Kumandra. Namun langkah awal ini membawa kekacauan karena Kristal tersebut kembali diperebutkan dan terpecah dimana hal itu membuat kekuatan jahat yang telah lama hilang muncul kembali yang membuat mereka berubah menjadi batu.Â
Nasib mereka pun bergantung kepada Raya yang berusaha mencari naga terakhir untuk membantunya menyelamatkan kehidupan umat manusia. Â
Animasi ini sangat recommended untuk ditonton terutama dengan keluarga karena tertanam begitu banyak nilai-nilai kehidupan yang baik untuk dicontoh. Bagaimana sebuah kepercayaan dapat membuat keajaiban dan apa saja sih nilai-nilai kehidupan yang berperan penting dalam menyelamatkan Kumandra? Untuk tahu lebih lanjutnya, let's check this out!
Hal yang sangat terlihat dalam animasi ini adalah adanya keberagaman budaya yang sangat nampak terlihat terutama untuk negeri yang terpecah dari Kumandra.Â
Dimana Kumandra terpecah menjadi negeri Fang, Heart, Spine, Tail dan Talon. Keberagaman ini terlihat dari budaya masing-masing negara yang berbeda-beda namun dapat hidup berdampingan.Â
Hal ini tidak bisa terlepas dari budaya Asia Tenggara yang menginspirasi animasi ini. Dimana dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat menjauh dari yang namanya keberagaman. Animasi ini menunjukan bahwa keberagaman akan selalu ada dan bagaimana kita menyikapi keberagaman itu sendiri agar tidak terjadi ketimpangan satu sama lain.
Dalam animasi ini menunjukan betapa kuatnya persahabatan antara Raya, Sisu, Boun, Little Noi, Tuk Tuk dan Ongis, bahkan dengan musuh yang dulu pernah menjadi temannya walaupun sebentar yakni Namaari.Â
Berbagai rintangan dihadapi Raya agar bisa menyatukan perbedaan itu, karena pada dasarnya mereka semua memiliki tujuan yang sama terlepas dari menyatukannya menjadi Kumandra kembali, yaitu untuk bertemu dengan keluarganya yang telah menjadi batu.Â
Dimana kekuatan persahabatan inilah yang meruntuhkan berbagai ego yang dimiliki satu sama lain. Mereka adalah teman baru yang berbeda sifat, sikap, budaya namun bisa menjadi sahabat yang ada satu sama lain.Â
Hal ini menunjukan bahwa persahabatan itu menyatukan sesuatu yang berbeda agar saling melengkapi satu sama lain. Bukan  menyatukan persamaan agar segala sesuatunya tetap berjalan sesuai dengan jalurnya.Â
Seringkali kita mencurigai orang-orang yang ada disekitar kita, padahal kita tidak tahu kebenaran dari rasa curiga tersebut.Â
Begitulah dalam persahabatan, animasi ini memberikan arti penting bahwa kita harus membuka dan berbaur dengan orang baru karena kita tidak tahu bahwa orang baru itu bisa menjadi sahabat yang tulus dan selalu ada untuk kita.
Nilai lainnya seperti musyawarah untuk mencapai mufakat pun diperlihatkan dalam animasi ini. Pada awalnya Raya bersikap cukup egois dengan melakukan berbagai hal sendiri tanpa mau meminta tolong kepada teman-temannya terutama kepada Sisu sang naga terakhir.Â
Tokoh Sisu disini menjadi pilar utama yang senantiasa menuntun Raya dan teman-temannya yang lain untuk selalu bersikap benar terutama bermusyawarah terlebih dahulu untuk mengambil keputusan, walaupun masih diselingi oleh berbagai candaan dari Sisu.Â
Hingga pada pencarian serpihan kristal yang terakhir mereka mengambil keputusan bersama setelah masing-masing memberikan pendapatnya.Â
Musyawarah untuk mencapai mufakat sendiri telah hadir ditengah-tengah masyarakat terutama masyarakat Indonesia bertahun-tahun lamanya, bahkan menjadi salah satu sila dalam Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.Â
Animasi ini menunjukan bahwa ketika pengambilan keputusan tanpa didasari musyawarah akan memberikan hasil yang berbeda daripada dilakukan musyawarah terlebih dahulu. Dimana Raya seringkali mendapat masalah ketika melakukan berbagai hal sendirian.
Animasi ini pun memperlihatkan betapa pentingnya gotong royong dan saling tolong menolong. Kedua nilai ini pun telah ada dalam kehidupan masyarakat Asia Tenggara terutama Indonesia. Hal ini terlihat ketika rencana yang mereka buat tidak berjalan dengan mulus hingga membuat Sisu terluka dan menghilang.Â
Dimana hal ini membuat air perlahan hilang dan kekuatan jahat semakin ganas menyerang. Raya, Namaari, Boun, Little Noi, Tuk Tuk dan Ongis membantu mengevakuasi orang-orang agar tidak terkena kekuatan jahat tersebut.Â
Bahkan yang mereka tolong pun bukan orang dari negeri mereka, hal ini menunjukan jika tolong menolong tidak memandang ras, negara, warna kulit dan apapun bentuk perbedaanya. Tolong menolong akan menyatukan berbagai perbedaan.
Perjalanan inilah yang membuat Raya dan para sahabatnya diuji untuk saling percaya satu sama lain. Raya hidup dengan penuh ketidakpercayaan kepada orang lain.Â
Hal ini disebabkan ketika dirinya melihat sendiri bagaimana dirinya dan ayahnya dikhianati oleh orang-orang dari negeri lain, padahal ayahnya berniat menyatukan seluruh negeri kembali menjadi Kumandra.Â
Namun pada akhirnya kepercayaan itu sendirilah yang menyatukan seluruh negeri, padahal pada awalnya kepercayaan itu sendiri yang mengacaukan seluruh negeri.Â
Hal itu terjadi karena di dalam kepercayaan itu terbesit untuk menjadi dominan satu sama lain. Mereka berorientasi pada kompetisi dan berusaha lebih unggul dari negeri lainnya sehingga mereka menginginkan kristal milik para naga. Pada dasarnya dibenak orang dari negeri lain masih terbesit ketidakpercayaan satu sama lain, sehingga bagaimana pun caranya Kumandra akan susah bersatu kembali.
Ada percakapan menarik antara Raya dan Sisu, dimana Raya mengatakan "Kepercayaan membuat dunia ini hancur." Namun Sisu mengatakan bahwa "Bukankah ketidakpercayaan yang justru membuat dunia hancur." Pada nyatanya kekacauan yang terjadi terselesaikan dengan kepercayaan itu sendiri.Â
Dimana Raya mempercayakan serpihan yang dipegangnya untuk dijadikan satu. Walaupun teman-temannya sempat menolak pada akhirnya mereka mengikuti apa yang Raya lakukan hingga yang mengumpulkannya terakhir adalah Namaari yang sempat tergoda untuk membawa kristal tersebut namun pada akhirnya Namaari mengikuti Raya. Dan keajaiban pun terjadi dimana ketika kepercayaan bersatu membuat kekuatan jahat pun lenyap.
Hal ini menunjukan bahwa kepercayaan yang dimiliki setiap orang walaupun sedikit akan membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Namun untuk membuat perubahan yang besar tentunya diperlukan kepercayaan yang besar pula dan satu sama lain juga memiliki kepercayaan itu.Â
Dimana adanya pengkhianatan pun karena tidak adanya kepercayaan pada diri seseorang. Seperti yang dikatakan Sisu bahwa ketidakpercayaa itulah yang menghancurkan dunia dan menjadi penyebab adanya berbagai kekacauan di dunia.Â
Memang melihat dunia saat ini sangat sulit untuk percaya 100 % terhadap orang lain karena orang lain tersebut tidak dapat dipercaya, namun kita pun memiliki ketidakpercayaan itu dimana orang lain pun akan beranggapan bahwa kita juga tidak dapat dipercaya. Sulit jika hanya dijalani sendiri, namun akan ber-impact besar apabila dilakukan bersama-sama.
Thank YouÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H