Mohon tunggu...
Adilaksa Kharisma
Adilaksa Kharisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/future meteorologist

Seseorang penggiat sains dan terus belajar mengenai isu-isu terkini

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Lebih Dekat Fenomena Southern Oscillation

15 Juli 2023   21:01 Diperbarui: 15 Juli 2023   21:14 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia yang terletak di 6 LU- 11 LS dan 95 BT -141 BT berdampak pada iklim tropis yang menyelimuti Indonesia. Sinar Matahari dan Hujan terjadi setiap tahunnya. Korelasi antara aspek-aspek tersebut merujuk pada keadaan geografis Indonesia yang terdiri atas dua pertiga lautan. Iklim tropis yang membuat Indonesia selalu mendapat jatah sinar matahari setiap tahunnya membuat penguapan yang terjadi di Indonesia cukup besar dan menghasilkan tingkat presipitasi yang cukup tinggi. Iklim tropis yang terjadi di Indonesia memberikan berbagai fenomena-fenomena cuaca unik yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah Southern Oscillation atau Osilasi Selatan.

Sama halnya dengan atmosfer, lautan juga mengalami pemanasan yang tidak merata. Temperatur permukaan laut mampu memberikan dampak yang signifikan pada cuaca. Pada keadaan normal, Pasifik bagian timur hingga tengah memiliki suhu permukaan air laut yang lebih rendah dibandingkan Pasifik di bagian barat atau di bagian khatulistiwa. Hal ini disebabkan oleh adanya sirkulasi angin pasat. Perbedaan suhu di sekitar laut Pasifik bagian tropis membuat angin naik ke utara Australia dan turun di Amerika Selatan, sirkulasi inilah yang disebut dengan Sirkulasi Walker.

Namun, Sirkulasi Walker tidak konstan dan banyak yang dapat mengubah posisi dan kekuatannya. Hal inilah yang nantinya dapat mengakibatkan Southern Oscillation.  Interaksi antara sirkulasi atmosfer (angin dan konveksi dalam), fluktuasi permukaan dan bawah permukaan laut mampu memengaruhi adanya Osilasi Selatan. Southern Oscillation juga dapat diartikan sebagai keadaan anomali pada laut-atmosfer yang terjadi di kawasan tropis-subtropis. Fenomena yang tergabung dalam Osilasi Selatan ini diantaranya yaitu El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan La Nina.

ENSO dapat diartikan sebagai anomali pada tingginya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru daripada biasanya. El Nino terjadi saat angin pasat menjadi lebih lemah, sehingga air dengan suhu lebih hangat kembali mengalir ke Pasifik Timur. Perubahan pola suhu air ini membuat Sirkulasi Walker terbagi menjadi dua. Sementara La Nina merupakan fenomena yang terjadi karena angin pasat yang lebih kuat. Namun hal ini menyebabkan aliran air hangat terdorong terlalu jauh menuju Pasifik Barat dan menyeret peningkatan jumlah air dingin dari kedalaman Pasifik Timur. Hal ini membuat iklim yang lebih basah menuju Pasifik Timur.

Dampak yang dapat dirasakan di Indonesia adalah suhu udara yang lebih tinggi dibanding biasanya dan kemarau panjang karena Sirkulasi Walker yang terbagi menjadi dua hanya membawa sedikit uap air untuk menghasilkan adanya presipitasi. Sedangkan pada fenomena La Nina dampaknya yaitu musim hujan berkepanjangan yang terjadi di Indonesia. Alasannya karena La Nina membawa iklim yang lebih basah menuju Pasifik Timur. Studi mencatat El Nino  lemah-sangat kuat terjadi tahun 2015 dan El Nino  lemah pada tahun 2019. Indonesia juga mengalami La Nina lemah-sedang pada tahun 2020-2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun