Di antara ribuan butir keringat
tersimpan jejak mimpi yang tak pernah layu, Â
mengalir deras bersama langkah yang ragu, Â
menyentuh bumi, memeluk waktu. Â
Peluh menjadi saksi bisu, Â
tentang tangan yang tak pernah berhenti, Â
menyulam harapan di antara detak sunyi, Â
menyapa pagi dengan dada yang penuh arti. Â
Di tiap tetes yang jatuh, Â
terlukis doa yang menggema, Â
mencari ruang di langit semesta, Â
untuk menjelma menjadi nyata. Â
Karena di akhir perjalanan, Â
keringat bukan hanya air yang mengering, Â
ia adalah bukti perjuangan tanpa henti, Â
membawa kita pada janji yang telah menanti. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H