Mohon tunggu...
Nur Adila Ambarwati
Nur Adila Ambarwati Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Rusia-Ukraina: Dinamika Geopolitik dan Dampak Global

6 Desember 2024   10:26 Diperbarui: 6 Desember 2024   10:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisis Kemanusiaan

Konflik ini menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 14 juta warga Ukraina terpaksa mengungsi dari rumah mereka, baik ke negara-negara tetangga seperti Polandia, Moldova, dan Romania, maupun ke wilayah yang lebih aman di dalam negeri. Situasi ini menempatkan tekanan besar pada negara-negara penerima pengungsi, yang harus menyediakan tempat tinggal, makanan, dan layanan kesehatan bagi para pengungsi.

Selain itu, kota-kota besar seperti Mariupol, Kharkiv, dan Kyiv mengalami kehancuran akibat serangan udara dan pertempuran darat. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas listrik hancur, meninggalkan jutaan warga sipil tanpa akses ke kebutuhan dasar. Perang ini juga memengaruhi generasi muda Ukraina, yang kehilangan akses ke pendidikan dan mengalami trauma psikologis akibat kekerasan yang mereka saksikan.

Dampak krisis kemanusiaan ini juga dirasakan di luar Ukraina. Negara-negara tetangga menghadapi tantangan dalam mengelola arus pengungsi, sementara komunitas internasional harus menggalang dana untuk bantuan kemanusiaan. Selain itu, harga pangan dan energi yang melonjak akibat perang memperburuk kondisi hidup masyarakat di negara-negara berkembang, yang sudah rentan akibat dampak pandemi COVID-19.

Dampak Ekonomi dan Energi

Salah satu dampak terbesar dari perang ini adalah krisis energi global, Rusia, sebagai salah satu eksportir utama minyak dan gas dunia, memanfaatkan posisi strategisnya untuk menekan negara-negara Barat. Sebagai balasan atas sanksi ekonomi, Rusia memotong pasokan gas ke Eropa, yang menyebabkan lonjakan harga energi. Negara-negara Eropa, yang sangat bergantung pada energi Rusia, terpaksa mencari alternatif dengan mempercepat transisi ke energi terbarukan dan mengimpor gas dari sumber lain seperti Amerika Serikat dan Qatar.

Di sisi lain, konflik ini juga menyebabkan gangguan pada pasar pangan global. Ukraina dan Rusia adalah produsen utama gandum, jagung, dan minyak bunga matahari. Perang mengganggu produksi dan ekspor komoditas ini, menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga di pasar internasional. Negara-negara berkembang yang bergantung pada impor pangan dari kedua negara ini menghadapi risiko kelaparan dan krisis sosial akibat inflasi harga bahan pokok.

Respon Internasional

Komunitas internasional merespons konflik ini dengan cara yang beragam. Amerika Serikat dan Uni Eropa memimpin upaya untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi melalui sanksi yang mencakup pembatasan perdagangan, pembekuan aset, dan larangan impor energi. Namun, efektivitas sanksi ini masih menjadi perdebatan, mengingat Rusia tetap memiliki mitra dagang seperti Tiongkok dan India yang melanjutkan kerja sama ekonomi dengan negara tersebut.

Selain itu, negara-negara berkembang menuntut solusi yang lebih adil terhadap dampak perang ini. Mereka menekankan pentingnya diplomasi untuk menghentikan. konflik dan mengurangi dampak buruk pada ekonomi global. Namun, upaya diplomatik sejauh ini menemui jalan buntu, dengan kedua belah pihak menunjukkan sedikit keinginan untuk berkompromi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun