Mohon tunggu...
Nur Adila Ambarwati
Nur Adila Ambarwati Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Rusia-Ukraina: Dinamika Geopolitik dan Dampak Global

6 Desember 2024   10:26 Diperbarui: 6 Desember 2024   10:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 menjadi salah satu konflik paling signifikan dalam sejarah modern Eropa. Konflik ini tidak hanya mengubah dinamika geopolitik di kawasan Eropa Timur, tetapi juga memengaruhi keseimbangan global, terutama dalam sektor keamanan, ekonomi, dan politik. Ketegangan ini berakar pada persaingan lama antara Rusia dan Barat, yang semakin memanas sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Melalui esai ini, akan dibahas akar konflik, dinamika geopolitik yang terlibat, serta dampak jangka panjang dari perang ini terhadap dunia internasional.

Akar Konflik

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina dimulai jauh sebelum konflik bersenjata pecah pada 2022. Ukraina, yang sebelumnya merupakan bagian dari Uni Soviet, mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1991. Sejak saat itu, negara ini berada di persimpangan antara pengaruh Rusia dan Barat. Aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO dianggap sebagai ancaman strategis oleh Rusia, yang memandang kawasan ini sebagai bagian dari "lingkup pengaruh" tradisionalnya.

Titik awal ketegangan yang paling mencolok adalah aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014, yang memicu kecaman internasional dan sanksi ekonomi. Rusia mengklaim bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi etnis Rusia di Krimea, sementara Ukraina dan Barat menuduh Rusia melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Konflik di wilayah Donetsk dan Luhansk semakin memperburuk situasi, dengan kelompok separatis yang didukung Rusia melancarkan perlawanan terhadap pemerintah Ukraina.

Namun, perang besar-besaran dimulai pada Februari 2022 ketika Rusia melancarkan invasi penuh ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa operasi militer ini bertujuan untuk "melucuti militerisasi Ukraina dan "denazifikasi" pemerintahnya. Namun, komunitas internasional menilai tindakan ini sebagai upaya Rusia untuk memulihkan hegemoni atas Ukraina dan mengurangi pengaruh Barat di kawasan tersebut.

Dinamika Geopolitik

Konflik ini dengan cepat melibatkan berbagai aktor regional dan global, menciptakan dinamika geopolitik yang rumit. Rusia, sebagai pihak utama dalam konflik, memanfaatkan kekuatan militernya untuk mencapai tujuan strategisnya. Motivasi utama

Rusia adalah mempertahankan pengaruhnya di Eropa Timur dan mencegah ekspansi NATO ke wilayah yang lebih dekat dengan perbatasannya.

Namun, langkah Rusia ini mendapat perlawanan keras dari Ukraina, yang menerima dukungan luas dari negara-negara Barat. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara NATO memberikan bantuan militer, finansial, dan diplomatik kepada Ukraina. Bantuan ini mencakup pasokan senjata canggih, pelatihan militer, dan sanksi ekonomi yang bertujuan untuk melemahkan kemampuan Rusia melanjutkan perang.

Negara-negara seperti Polandia dan Baltik memanfaatkan momen ini untuk memperkuat aliansi mereka dengan NATO. Mereka meningkatkan pengeluaran pertahanan dan memperkuat pasukan mereka di perbatasan untuk menghadapi ancaman potensial dari Rusia. Sementara itu, negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Turki mengambil sikap hati-hati. Tiongkok, misalnya, mendukung Rusia secara tidak langsung melalui hubungan ekonomi, tetapi menahan diri untuk tidak secara terang-terangan mendukung tindakan militernya demi menjaga hubungan baik dengan barat. 

Selain itu, konflik ini juga menciptakan perpecahan di antara negara-negara berkembang. Beberapa negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menolak untuk memihak, mengingat dampak perang terhadap harga energi dan pangan global. Banyak dari negara ini menghadapi ancaman kelaparan akibat terganggunya pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina, yang merupakan dua eksportir utama gandum dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun