Dalam mewujudkan pendidikan yang pragmatis, peran guru sangatlah krusial. Guru tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya (Maslakhah., 2019). Guru yang berorientasi pada pragmatisme akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, teknologi juga berperan penting dalam mendukung pembelajaran yang pragmatis. Dengan memanfaatkan berbagai platform dan aplikasi pembelajaran, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih interaktif. Teknologi juga dapat membantu guru dalam mengukur kemajuan belajar siswa dan memberikan umpan balik yang lebih spesifik.
Kesimpulan
Dalam menghadapi transformasi pendidikan yang semakin pesat, pragmatisme memberikan kita panduan yang esensial untuk selalu berfokus pada hasil yang dapat dicapai dalam konteks nyata. Teknologi bukanlah tujuan akhir, tetapi alat yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan jika dimanfaatkan dengan bijak. Oleh karena itu, pendidik dan pembuat kebijakan harus terus berinovasi dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa. Mengintegrasikan alat digital secara pragmatis dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, seperti kesenjangan digital dapat mempercepat pencapaian tujuan pendidikan yang inklusif dan merata. Ke depan, pendidikan di era digital harus mampu menyeimbangkan antara teknologi dan nilai-nilai humanistik, sehingga menciptakan ruang belajar yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H