“Setiap detik dunia tidak lagi sama” itulah salah satu konsep dasar yang dibangun dalam teori MarkBen – Marketing Beneran. Temuan teknologi dan harapan manusia saling berkejaran. Merubah konstelasi ekonomi, sosial, budaya, merubah harapan, merubah perilaku, merubah pasar. Merubah peta persaingan bisnis setiap saat.
Perhatikan data ini, pager mulai dipasarkan hingga menjadi peralatan massal (sekitar 10 juta pengguna) butuh 41 tahun. Mesin faks 22 tahun, VCR 9 tahun, CD player 7 tahun, PC 6 tahun, web browser 10 bulan. Sekarang temuan teknologi menjadi massal sudah dalam hitungan bulan bahkan hari, begitu di pasarkan meledak di kota-kota seluruh dunia pada hari yang sama. Kemudian akan muncul yang baru susul menyusul berebutan.
Jika pada akhir Perang Dunia II, pengetahuan dua kali lipat setiap 25 tahun. Sekarang pengetahuan manusia dua kali lipat setiap 13 bulan. Sebentar lagi Internet of Things (IoT) akan menyemut disekitar kita, menurut IBM, IoT akan menyebabkan pengetahuan dua kali lipat setiap 12 jam. Gila!
IoT membuat “Everyting is getting smart”. Maka bersiaplah merasakan “New User Experience” dengan semua perangkat berteknologi IOT hampir diseluruh aspek kehidupan anda.
Bisa Anda bayangkan dampaknya bagi bisnis. Tidak lama lagi semua benda ditubuh dan sekitar Anda akan terhubung dengan internet. Prediksi Cisco tahun 2020 akan ada 50 milyar alat-alat yang terhubung dengan Internet, dimana 400 juta kategori wearables. Itu 4 tahun lagi!
Hal ini menjadikan lingkungan bisnis sulit ditebak dan penuh bahaya. Siapapun pelaku bisnis selalu dalam situasi penuh ancaman, tak terkecuali para pemimpin pasar yang mapan hari ini. Motorolla, Sonny Ericson , Nokia sekarang BB yang dulu berkibar sekarang senyap. Ditengah keperkasaan Apple dan Samsung, tiba-tiba menyeruak Lenovo, OPPO, Xiaomi dan Asus menggebrak pasar dengan sangat meyakinkan. “Setiap detik dunia tidak lagi sama”. Kedepan konstelasi itu akan terus berubah sejauh mana mereka bisa membaca perubahan, memanfaatkan temuan teknologi dan memenuhi harapan pasar.
Di industri keuangan ceritanya sama. Krisis keuangan (1998) yang menimpa Asia meluluhlantakkan bisnis dan industri perbankan dikawasan ini. Bahkan meruntuhkan kekuasaan Orde Baru yang begitu perkasa. Eropa sekarang mengalami nasib serupa. Beberapa negara besar di Eropa sudah menjadi pasien IMF. Yunani baru-baru ini menutup semua bank dan menjadi negara gagal (bankrut).
Di USA setelah Lehman Brothers gulung tikar, Bank WaMu Inc. bank terbesar di AS tamat. Kemudian diikuti Continental Illinois National Bank dan Indy Mac bank. Bank diberbagai negara maju didunia juga mengalami nasib serupa. Setiap terjadi krisis di suatu negara sektor perbankan mengalami dampak terparah.
Tetapi berdasarkan hasil peneitian US Comptroller Of Currency (88) menemukan fakta bahwa penyebab bangkrutnya sebuah bank karena kualitas aset yang buruk, manejemen yang jelek, kondisi ekonomi dan penipuan. Di negara berkembang kondisi ekonomi menjadi faktor penentu, tetapi di Indonesia semua faktor diatas menjadi jurang terperosoknya bank. Kabar gembiranya banyak bank bisa selamat meski terjadi krisis karena manajemen banknya baik. Jadi manajemen bank berpengaruh besar bertahan tidaknya bank terhadap krisis.
Secara klasik fungsi bank adalah menampung simpanan uang nasabah dengan bunga yang kecil. Kemudian menginvestasikan dana tersebut melalui pinjaman-pinjaman bank dan instrumen-instrumen pasar keuangan. Tingginya inflasi dan semakin sadarnya para nasabah terhadap “value of money” membuat mereka mulai menginvestasikan uangnya secara langsung pada instrumen-instrumen pasar keuangan. Sementara itu perusahaan-perusahaan peminjam besar juga pergi langsung ke pasar surat berharga komersial untuk memperoleh pembiayaan.