Mohon tunggu...
adik lya christiana
adik lya christiana Mohon Tunggu... -

munafik..sifat yang paling ak benci, jika ak g suka akan sesuatu knpa g langsung ak utarakan??knp mesti bergunjing di belakang?? ya ga prend?? ditik ni hari rabu 22 september 2010 ak mahasiswa semester 5 di kampus tercintaku, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA... mau tau prodiku?? ak ambil pendidikan kewarganegaraan dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kami, Mbah Maridjan dan Merapi'Mu

27 Oktober 2010   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan, semua yang ada di dunia ini adalah titipan'MU, dan sewaktu-waktu engkau bisa saja mengambil semua ini, tapi hamba mohon lindungilah kami, lindungilah kami yang hanya menumpang hidup di Sleman untuk menuntut ilmu di sini, Tuhan bukankah ilmu itu salah satu syi'ar dalam agama'MU??? kami ingin engkau membuat merapi bersahabat lagi bersama kami, kami ingin setiap kami berangkat ke kampus, kami masih bisa melihat keindahan merapi'MU, tapi tidak dengan saat ini, sedikitmu kami tak mampu melihat tubuh kekar merapi'MU, hanya gumpalan awan hitam yang kami lihat, udara segar dari merapi'MU tak lagi kami hirup untuk saat ini, Tuhan buatlah sesak yang kami rasakan ini cepat berlalu, kami ingin udara segar merapi'MU temani hari-hari kami lagi.

Sosok Mbah Maridjan sangatlah dekat dengan kami, tahun 2009 lalu saya bersama teman sempat mengunjungi objek wisata KaliAdem, kami melewati rumah Mbah Maridjan, kami lihat beliau sedang duduk santai, kami menyambanginya,meski belum pernah berjumpa sebelumnya, tapi secara tidak langsung seakan-akan simbah sudah mengetahui maksud kedatangan saya, dengan ramah simbah mempersilahkan kami duduk disampingnya, simbah berkata " merapi kuwi gemati karo penduduk kene, penduduk kene tresno karo merapi, awak'e dewe urip seko gusti pangeran lan merapi, ngopo podo wedi, merapi iki umahe manungso, sepatute kito kabeh biso jaga titipane gusti pangeran, maksiat ilakono, do tobat kabeh, njaluk pitulungo" belum sempat kami berbicara apapun, simbah sudah bicara seperti ini, kami hanya terdiam dan berusaha memaknai ucapan simbah, seandainya merapi bisa bicara, mungkin kata-kata seperti ini juga yang akan dikatakan, simbah sangat ramah,yakin, dan percaya pada firasat yang simbah miliki, menurut mungkin simbah adalah gambaran merapi. tapi apakah saat seperti ini firasatmu masih benar mbah?? apakah simbah masih tidak percaya pada ahli-ahli yang selalu mengawasi gerak-gerik merapi mbah?? sebelum merapi meletus tadi malam, simbah masih kukuh tidak mau mengungsi, kami selalu melihat tayangan televisi yang menyiarkan langsung dampak dari letusan merapi, simbah... kami bisa melihat hancurnya istanamu mbah, kami melihat itu semua, simbah.. apakah simbah selamat mbah?? kami sampai saat ini khawatir denganmu, ada laporan reporter berita yang menyebutkan bahwa simbah selamat tapi dalam keadaan kekurangan oksigen, tetapi ada reporter lain yang mengatakan bahwa tim SAR menemukan simbah sudah meninggal di dalam kamar dengan posisi sujud mbah?? apa itu benar, mreka mengatakan bahwa ciri-cirinya memakai baju batik, bukankah waktu itu simbah menemui kami dengan baju batik juga, mbah... kami selalu berdo'a semoga simbah selamat dalam bencana itu, tapi jika kabar ini benar semoga keadaan simbah yang sedang sujud ini sedang mendo'akan semua penduduk dan berusaha untuk menenangkan merapi, meskipun usahamu belum berahasil, tapi kami bangga kepamu mbah, mbah... kami ini cucumu yang sedang menumpang mencari ilmu di sini mbah, semoga simbah meridhoi kami mbah, jika benar berita itu, kami akan berusaha tegar menerima ini semua, seperti katamu mbah, semua yang ada di sini adalah titipan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun