Mohon tunggu...
Sosbud Artikel Utama

TKI Dipenggal di Arab Saudi, Tak Banyak yang Bersuara

17 April 2015   14:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari terakhir ini, kita dikejutkan dengan eksekusi penggal terhadap dua orang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) perempuan oleh pemerintah Arab Saudi. Tidak tanggung-tanggung, dua orang dalam selang waktu beberapa hari.

Sejatinya, tidak hanya perihal hukuman mati yang membuat membuat kabar tersebut memiliki nilai magnitude tinggi, tetapi perihal eksekusi yang terkesan sembunyi-sembunyi alias tanpa pemberitahuan sebelumnya yang disayangkan oleh banyak kalangan.

Eksekusi oleh pemerintahan Arab Saudi terhadap warga negara Indonesia di negara petro dollar tersebut tidak dapat diingkari mengandung nilai pelecehan terhadap pemerintah Indonesia. Reaksi Indonesia atas eksekusi tersebut sepertinya dianggap tidak akan signifikan terhadap Arab Saudi.

Terlepas dari bersalah tidaknya TKI di negara tersebut, proses pelaksanaan hukuman mati sepatutnya didahului dengan notifikasi kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara tersebut. Namun hal ini secara nyata diabaikan oleh pemerintahan Arab Saudi.

Apalagi, setelah eksekusi sembunyi-sembunyi terhadap Siti Zaenab binti Duhri Rupa asal Madura, pemerintah Indonesia sudah menyampaikan protes keras. Namun protes keras pemerintah Indonesia direspon pemerintah Arab Saudi dengan eksekusi berikutnya terhadap Karni binti Medi Tarsim asal Brebes Jawa Tengah, tetap dengan sembunyi-sembunyi.

Apakah pemerintah Arab Saudi memang merasa di atas angin lantaran Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebutuhan sangat besar terhadap Arab Saudi sebagai tempat tujuan perjalanan? Sangat mungkin. Kalau ente berani macam-macam, kuota ente akan ane kurangi. Nah loh.

Bukan menuduh, tapi adalah fakta bahwa dalam hal tersebut, kita memang tidak punya kekuatan bargaining. Jika Indonesia ingin memberikan sanksi kepada pemerintah Arab Saudi (seperti halnya pemerintah  Australia memberikan sanksi kepada Indonesia terkait putusan eksekusi mati warga mereka karena kasus narkoba), apa Indonesia siap dengan konsekuensi balasan yang akan menyertainya?

By the way, sampai hari ini, belum terdengar ada kelompok berlabel "PEMBELA-PEMBELA" yang melakukan demo protes kepada pemerintahan Arab Saudi, baik di Kedutaan Besar Arab Saudi ataupun di konjen-konjennya di Indonesia. Jangankan mendemo, menyatakan kecaman saja sepertinya belum ada juga.
Satu-satunya yang melakukan aksi hanya LSM Migrant Care.

Ada apa gerangan?
Hanya butuh kejujuran untuk menjawabnya dalam hati kita masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun