Mohon tunggu...
Andika Pratama
Andika Pratama Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang yang sedang belajar menulis. itu saja.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tik Tok Tik Tok

7 Oktober 2013   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tik tok tik tok. 55 menit, mungkin sebentar lagi.

tik tok tik tok. 60 menit, tenang hanya sebentar lagi.

tik tok tik tok. 75 menit, sebenarnya apa yang terjadi disana.

tanpa kusadari, sedari tadi aku tak melihat siapa - siapa, tak ada orang berlalu lalang, tak ada bis, mobil, motor dll dijalan raya, semuanya kosong, koso-ng, k-osong, ko-song, kosong.

perasaanku mulai tidak enak. keringat dingin mengucur deras diseluruh tubuhku, Aneh, padahal udara terasa sangat dingin, bahkan serasa menusuk tulang. ini sudah keterlaluan. pikirku

kesal menunggu akhirnya akupun bangkit berdiri. kuputuskan jika hari ini aku cuti saja seperti orang - orang lainnya. kebetulan jarak halte dan rumah ku tak terlalu jauh, hanya di pisahkan oleh jalan kecil dan beberapa rumah.

biasanya dijalan menuju rumahku banyak orang - orang berlalu lalang, atau paling tidak ada tetangga yang kukenal sedang berada diluar untuk membersihkan halaman atau pekerjaan "tak penting" lainnya.

Tapi sedari tadi tak kutemukan satu orang pun manusia. Apa mereka Cuti juga.

tak ada kicau burung, kucing lewat, gonggongan anjing bahkan tak ada satu bunyi mendengung dari berbagai macam serangga yang aku benci, tak ada. yang terlihat hanya kosong, koso-ng, k-osong, ko-song, kosong.

setelah sampai didepan rumahku, aku berteriak untuk memberitahukan kedatanganku pada orang rumah, tapi tak ada jawaban. padahal rumahku hanya rumah berukuran sedang yang bentuknya hampir sama dengan rumah sebelahnya, hanya berbeda warna saja. tapi entah kenapa teriakanku tak dapat didengar oleh orang rumah. Istri, anak, dan Ibuku, semuanya diam saja.  biasanya jika ada teriakan tukang baso saja mereka bisa mendengar kenapa ini tidak, apakah aku salah rumah ????.

akupun menyerah dan terdiam didepan pintu pagar. duduk berjongkok dengan kepala menunduk kututup mataku erat -erat, berharap orang rumah akhirnya keluar. ditengah kesepian terdengar dengan jelas bunyi jam tanganku berdetak sangat keras. apakah karena semuanya sangat sunyi seperti ini hingga detik jam tangan terdengar sangatlah keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun