Mohon tunggu...
Andika Pratama
Andika Pratama Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang yang sedang belajar menulis. itu saja.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Setan

26 April 2013   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:33 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Takut, hanya kata itu yang dapat menggambarkan kegetiran yang kurasakan kini, semua rasa bersalah telah membuat seluruh organ dalamku berasa mati rasa. entah kenapa hal  semengerikan itu bisa kulakukan, sungguh, tak pernah sedikitpun ku berpikir untuk melakukannya.

jika kupikir ulang apa yang kulakukan waktu itu, semua ini takan  terjadi jika "mata setan" itu tidak menatapku, Benar, "mata setan" , mata paling mengerikan yang mungkin pernah aku lihat sepanjang hidupku, mata itu merah darah ditambah lagi kadar kesombongan yang terlewat sangat terlukis di "Mata setan" itu.

aku tak pernah merasa membenci saudaraku, sungguh, tapi sejak dia memiliki mata merah yang mengerikan itu hidup ku seakan mimpi buruk, ibu bilang itu hanya alergi, mana mungkin itu hanya alergi, itu "mata setan",mana mungkin mata biasa mengeluarkan lendir dan warnanya merah darah kuyakin itu,"mata setan".

akan kuceritakan padamu apa yang sebenarnya sedang terjadi, tapi tolong jangan beritahu ibu apalagi ayahku aku tak ingin diriku dihukum karena ini, sejak saudara ku itu memiliki "mata setan" aku membuat rencana yang kuyakini tak akan gagal, aku harus menyingkirkan "Mata Setan" itu untuk selamanya.

jadi saat malam tiba kumasuk kedalam kamarnya diam - diam, tenang tanpa bersuara. kubuka pintu lemari pakaiannya dengan hati - hati takut dia terbangun dan memperlihatkan "mata setan itu padaku. setelah kuyakini dia telah terlelap dalam mimpinya, kuambil bantal kudekapkan pada wajahnya kutaruh badan ku diatasnya.

terlihat sekali dia bergeliat seperti cacing kepanasan, tapi kamu jangan khawatir yang kesakitan itu bukan saudaraku melainkan "Mata Setan "nya,  setelah sekian lama badannya akhirnya berhenti bergerak, kubuka pelan - pelan bantal itu terlihat mata itu melotot seperti ingin keluar, melihat itu kesabaranku habis, jantungku bergetar karena marah,

"mata setan sialan" pikirku"akan "kucongkel kau"

sambil berlari menuju dapur kuambil pisau disana yang paling tajam.

kucongkel kedua mata itu dengan sekuat tenaga, dan tenang saja saudaraku sudah tenang, buktinya dia diam saja.  dan setelah kedua mata itu hilang, kurasakan perasaan paling bahagia luarbiasa akhirnya "mata setan" itu pergi

keesokaan harinya ibuku menjerit, ayahku mengamuk mereka berdua menangis sejadi- jadinya. dan ayahku yang panik langsung menelepon polisi, entah mengapa mereka seperti itu. kenapa mereka bersedih bukankah "mata Setan" itu telah pergi.apa hanya aku yang sedang berbahagia.

jadi kudekati ibuku dan sambil tersenyum kukeluarkan isi saku ku dan berkata " tenang ibu, "mata Setan" itu telah pergi, ini kukembalikan mata Setannya".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun