“Ingin Sekolah Digratisin”
“Mencerdaskan kehidupan bangsa” itu merupakan kutipan kalimat yang berisi Negara (Indonesia) bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang artinya secara luas negara wajib memberi pendidikan kepada semua warga negaranya tanpa terkecuali dan tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya(1).
Tapi pada realitanya yang banyak mengeyam bangku sekolah hanya mereka mampu membayar biaya sekolah/orang kaya. Kita yang miskin hanya pasrah dengan keadaan, semestinya Negara harus menjembatani mereka-mereka yang miskin yang tidak mampu untuk bersekolah.
Problematika pendidikan Indonesia pada kondisi yang kekinian semakin komplek, ketika pendidikan itu biaya mahal tapi dengan fasilitas dan kualitas yang minim sekali.
Ada yang mengatakan kalau pendidikan itu mahal. Kata-kata itu ada benarnya. Buktinya banyak sekali pungutan biaya-biaya yang harus ditanggung orang tua siswa. Xmund sebagai anak sekolah pastinya ngerasa keberatan karena adanya punguta biaya-biaya itu. Sebanyak 40, 83 persen Respone X berharap pungutan biaya-biaya sekolah seperti itu nggak terlalu sering. Bahkan ada yang berharap pungutan-pungutan itu ditiadakan alias gratis (39, 17 persen).
Bayu aji P, ResponeX pertama yang mengaku keberatan dengan adanya pungutan-pungutan biaya sekolah. “nggak setuju banget kalau kita terus-terusan keluar duit untuk biaya itu,” ujarnya. Sependapat dengan bayu, noviriski menganggap biaya-biaya seperti biaya bangunan, nggak perlu setiap tahun diminta. “masa setiap tahun harus keluarin uang bangunan, sementara bangunannya nggak jadi-jadi, “tukas siswi SMAN 2 Mataram ini”. Kiki (sapaan akrabnya) berharap, bangunan di sekolahnya cepat jadi, supaya nggak ada lagi pungutan untuk biaya pembangunan
Sumber :
1. Pembukaan UUD 1945 Alenia ke IV
2. www.lombokpost,co.id (Koran Lombok post xpresi :hal 16) edisi senin, 11 oktober 2010