Mohon tunggu...
Adi Fikri Humaidi
Adi Fikri Humaidi Mohon Tunggu... News Photographer -

Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu. -Ali bin Abi Thalib-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru, Penentu Peradaban Sebuah Bangsa

29 Januari 2018   15:02 Diperbarui: 29 Januari 2018   15:04 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Mengajar (Foto: Adi Fikri Humaidi)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka Itulah orang-orang yang zhalim." (Q.S. Al-Hujurat/49: 11)

Demikian pula penghinaan terhadap murid, itu tidak akan terjadi kecuali bagi pendidik yang dirinya dipenuhi oleh perilaku yang buruk dan tercela, tidak mempunyai budi pekerti dan etika. Rasulullah bersabda: "Seorang akan dianggap buruk, ketika ia menghina saudaranya."

b. Umpatan dan Cacian

Dari Ibnu Mas'ud ra., Rasulullah Saw. bersabda: "Mencaci maki orang muslim adalah fasik dan membunuhnya adalah kafir." (HR. Bukhari).

c. Perkataan keji dan kotor

Dari Ibnu Mas'ud ra., Nabi bersabda: "Tidaklah seorang mukmin itu berlaku zhalim, mencaci, berkata kotor dan tidak pula berkata keji". (HR. Bukhari).

Menciptakan Suasana Keakraban, Demi terciptanya suasana keakraban dalam belajar, seorang guru harus mampu mencairkan suasana tersebut sehingga dapat mengusir kejenuhan. Hal tersebut pernah dilakukan Rasulullah dengan para shahabatnya. Abu Hurairah ra. berkata: "mereka para shahabat mengatakan: "Wahai Rasulullah! Hendaknya engkau mencandai kita?" Beliau menjawab: "baik, namun tidaklah aku bercanda melainkan berkata benar."

Artinya adalah, rasulullah saw. menyempatkan diri berguyon dengan para shahabat namun tidak berlebihan dalam rangka sekedar menghilangkan kepenatan dan kejenuhan.

Imam Nawawi berkata; "Ketahuilah bahwa humor yang dilarang yaitu humor yang keterlaluan dan sering dilakukan, karena hal itu dapat mengeraskan hati, lupa mengingat Allah dan hal-hal keagamaan yang penting, banyak menyia-nyiakan waktu, melahirkan dendam serta dapat menjatuhkan kewibawaan. Sedangkan humor yang biasa saja, hal itu boleh saja, karena Rasulullah juga pernah melakukan hal itu demi untuk kebaikan agar terkesan familiar. Hal itu merupakan sunnah nabi dan merupakan suatu yang sangat dibutuhkan oleh guru ketika memberikan materi kepada anak muridnya." (Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi).

Sifat dan sikap seperti itulah yang memang sudah seharusnya dimiliki oleh para guru, setidaknya setiap guru selalu berusaha maksimal untuk menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Karena tidak ada contoh yang paling cepat ditiru selain sikap dan tingkah laku seorang guru yang disaksikan oleh para muridnya. Dan kita berharap kelak Negara yang yang kita cintai ini akan menemukan jati diri sebenanrnya sebagai bangsa yang beradab dan memiliki adat ketimuran melalui guru dan tenaga pendidik yang berkualitas. Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun