Baru saja tahun 2024 berlalu. Banyak kenangan dan moment berbeda-beda yang dialami oleh banyak orang, baik ketika senang maupun susah. Menyambut tahun baru, orang-orang berbondong-bondong melangitkan harapan dan cita-cita di sana. Dengan harapan, kita bisa lebih konsisten membentuk kebaikan dan perubahan dalam diri kita. Dan nantinya, manfaatnya bisa dirasakan untuk diri kita sendiri ataupun orang lain. Kegiatan menyambut tahun baru ini sudah rutin hampir dilakukan oleh semua orang. Karena dengan menyambut tahun baru inilah orang-orang mulai serius untuk memulai perubahan besar dalam dirinya.
Yang membuat istimewa malam tahun baru kali ini adalah, bahwa malam tahun baru kali ini bertepatan dengan masuknya bulan islam, yaitu bulan Rajab. Sehingga ada satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw ketika beliau bertemu atau memasuki bulan Rajab.
Doanya sebagai berikut:
Artinya: "Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan." (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr).
Salah satu harapan yang terdapat pada doa ini adalah, kita meminta kepada Allah azza awa jalla untuk diberkahi pada bulan rajab ini dan bulan sya’ban yang akan datang dan untuk dipertemukan juga oleh bulan Ramadan. Sebagai contoh, doa diatas adalah harapan awal sebuah kebaikan untuk diri kita dan untuk kebaikan yang lain-lainnya untuk kita panjatkan kepada Allah azz awa jalla. Sehingga kurang tepat apabila setiap pergantian tahun kita memohon kepada sesuatu hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain.
Tahun baru sering kali menjadi momen yang penuh dengan semangat baru. Namun, dalam Islam, perayaan tahun baru bukan hanya soal kegembiraan atau sekadar membuat resolusi. Ia lebih dari itu, ia adalah momen muhasabah, sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup kita selama ini. Bagaimana seorang Muslim seharusnya memandang pergantian waktu? Apa yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan makna dari momen ini?
Waktu dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang sering kali diabaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).
Ayat-ayat Al-Qur'an juga sering kali mengingatkan pentingnya waktu. Misalnya, dalam surah Al-'Asr, Allah SWT bersumpah dengan waktu untuk menunjukkan betapa berharganya ia:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Asr : 1-3)