Mohon tunggu...
adietya eightysix
adietya eightysix Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Study Kasus: Implementasi Teori Belajar Bruner dalam Kelas

1 Desember 2024   15:04 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Jerome Bruner (Sumber: https://www.gramedia.com/)

Pendahuluan

Jerome Bruner adalah seorang psikolog kognitif yang memberikan kontribusi besar pada bidang pendidikan melalui teorinya. Salah satu teorinya yang terkenal adalah teori belajar penemuan (discovery learning), yang menekankan peran aktif siswa dalam proses belajar. Artikel ini membahas sebuah studi kasus yang menunjukkan bagaimana teori Bruner diimplementasikan di dalam kelas.

Teori Belajar Jerome Bruner

Menurut Jerome Bruner, belajar adalah proses aktif yang melibatkan penggunaan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk memahami informasi baru. Ia mengidentifikasi tiga mode representasi dalam belajar:

1. Enaktif: Representasi pengetahuan melalui tindakan.
2. Ikonis: Representasi pengetahuan melalui gambar atau visual.
3. Simbolik: Representasi pengetahuan melalui bahasa dan simbol.

Contoh study kasusnya:
Di sebuah sekolah dasar di Kota Malang, seorang guru bernama Ibu Rina menerapkan teori Bruner dalam pengajaran mata pelajaran sains untuk siswa kelas 5. Ibu Rina berusaha menciptakan suasana belajar yang interaktif dan mendorong eksplorasi mandiri oleh siswa. Pendekatan yang dapat digunakan oleh Ibu Rina dengan cara menerapkan teori Bruner antara lain:

1. Fase Enaktif: Pada tahap ini, Ibu Rina mengajak siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai prinsip kerja magnet. Siswa diberikan magnet dan berbagai benda untuk diuji apakah benda tersebut tertarik oleh magnet atau tidak. Melalui kegiatan langsung ini, siswa dapat memahami konsep dasar magnetisme melalui pengalaman nyata.

2. Fase Ikonis: Setelah eksperimen, Ibu Rina menampilkan gambar-gambar yang menjelaskan medan magnet dan arah gaya magnet pada benda-benda yang diuji. Gambar-gambar ini membantu siswa memperdalam pemahaman yang sudah mereka peroleh melalui pengalaman enaktif.

3. Fase Simbolik: Pada tahap ini, Ibu Rina meminta siswa mencatat hasil eksperimen dalam bentuk tabel dan menuliskan penjelasan menggunakan istilah ilmiah yang tepat. Siswa juga diajak berdiskusi dan mempresentasikan temuan mereka di depan kelas, yang membantu mereka menginternalisasi dan mengungkapkan konsep dalam bentuk simbolik.

Hasil dan Refleksi

Penerapan teori Bruner oleh Ibu Rina memberikan beberapa manfaat penting, seperti:

- Peningkatan Pemahaman Konsep: Siswa menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam dan bertahan lama terhadap konsep magnetisme.
- Keterlibatan Aktif: Siswa lebih aktif terlibat dalam proses belajar, yang meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap mata pelajaran sains.
-Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Dengan melakukan eksperimen dan menyusun laporan, siswa belajar berpikir kritis dan sistematis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun