Penggalan kalimat nabi bodoh diatas dapat kita temukan dalam apolog ( narasi alegoris dengan pesan moral ) karya para maestro sufisme seperti Kitab al Luma' (Abu Nashr `Abdullah ibnu `Ali al Sarraj ) yang menjadi rujukan Mantiq ath Thair karya Fariduddin 'Aththar dalam versi bahasa Inggrisnya melalui ikhtisar Edward FitzGerald lewat Bird Parliament atau parlemen burung.
Tokoh besar seperti Al Hallaj atau kalau di Indonesia kita kenal seperti Syekh Siti Jenar terkenal tidak kompromi dengan ungkapan yang mungkin tidak populer bagi telinga tetapi mengajak kita berpikir, berpikir dan kemudian tidak berpikir.
Tulisan sumir ini hanya sekedar menyoroti komentar yang mempertanyakan arti sebuah katA dalam kalimat dan menjelaskan kalimat yang mengandung kata kata. Bukan artikel terkait secara keseluruhan. Penulis merasa harus menjelaskan karena ego penulis semata, meski penulis bisa saja mengabaikannya. Saya jadi teringat sebuah kalimat di buku bahasa pelajaran ketika esde:
Ayah shalat dilanggar truk lewat
Kira kira apa yang terjadi jika kalimat diatas tanpa tanda baca dan tanpa lagu kalimat ya?
#SELAMAT TAHUN BARU 2014#
=Sachsâ„¢=
*Bukan SARA ya?
** Terimakasih buat admin yang menambahkan photo illustrasi di artikel itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H