Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengadu Pada Nafsu dan Hasrat Liarmu

25 Januari 2014   02:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalah arti wajahku untukmu jika kau hanya mengingatku dalam fantasi penuh nafsu. Aku tidak digambar begini demi puaskan mimpi mimpimu yang cabul. Mungkin aku tidak mampu melihat tatapan bejat di lorong gelap kedua matamu. Tapi bolehkah aku meminta sedikit sinar mata yang lebih bersahabat?

"Pernahkah kamu dipanggil 'BENCONG'?"

"Tidak"

"Pernahkah kamu dibilang 'BODOH'?"

"Sering"

"Bagaimana jika kamu mengalami itu di sepanjang masa kecilmu?... Bagaimana caramu untuk mengatasi trauma itu?"

"Aku tidak punya trauma dengan kata itu.. aku tidak berpikir demikian bodoh.... mungkin aku sering dikatai bodoh, tapi bukankah semua pernah disebut begitu?. Aku tidak berlama lama dengan kebodohan itu. Semua itu bukanlah hal yang perlu disesali dalam hidupku... Semua itu pengayaan buatku... Aku bisa menjadi seperti sekarang... karena kebodohan yang mungkin kualami dahuli... yang juga dialami setiap insan". Apakah ada yang salah dengan ucapan bencong?

"Tahukah kamu bagaimana mengatasi semua itu? Aku membayangkanmu... menarikmu dalam khayal jenakaku... manjaku... lenganmu yang kokoh... dan wajahmu".
"Tahukah kamu bagaimana perjuangannya? Aku memendam mimpi mimpiku yang kau sebut cabul itu. Demi sedikit ingatan raut wajahmu, aku rela mendekat... dicemooh... dan BENCONG!!!"

Aku tidak pinta diberi guratan wajah begini... hidung ini....mata ini dan bibir ini... semua Dia yang empunya. Apa hak bagiku menolak? Aku beruntung? Ya... tapi ... tatapanmu itulah yang menjadikan semua terasa berat. Apa gunanya wajah ini jika hanya menarik bagi wanita murahan? Apa untungnya jika ketampanan ini bersimbah fitnah diantara pecinta sesama jenis....se..perti kau? Bahkan wanita kesepian juga tidak lupa menarik bagiannya dari wajah ini. Menjauhlah dari pikiranmu itu...demi aku.... tolonglah. Beri aku kenyamanan berjalan tanpa duri tajam dari intai tetangga yang usik. Relalah kiranya dikau bersihkan pikiranmu dari angan cabul itu. Atau... hilangkan aku dari panorama firdaus nafsu sesatmu. "Hari ini... Kutegaskan padamu... aku bukan disini untuk tante girang yang penuh permata disudut ruang itu. Bukan pula untuk orang seperti kau yang terjebak dalam dendam kata penuh cemooh dimasa lalu... atau kau memang sesungguhnya demikian?... seorang Bencong!!!"

"Tidak ada yang kusesali dengan semuanya... Semua itu pengayaanku... Membuatku bisa melihat dari semua sisi. Kau bukan untukku tapi aku bukan bencong. Tarik kembali kata kata itu... "

"Kau... Membuatku bisa berfikir lebih bijak... kau seorang pengecut. Yang tidak bisa melupakan masa lalu. Kau telah terjebak oleh pikiranmu yang tertutup. Tertutup oleh hasratmu... hasratmu akan lelaki yang bukan untukmu... bukan untukmu baik kini atau nanti.. lalu.."

"Lalu.. mau apa lagi yang kau katakan? Aku masih 'BENCONG'? Aku masih 'BODOH'? Aku masih manusia biasa yang masih terus belajar.. belajar dan belajar... tuk menjadi lebih baik... "

Kau... Terserah kau berpikir apa yang kau ingin pikirkan.. Terserah kau mau berbuat apa... dengan segala kebebasan kehendak yang kau miliki. Sedikit permintaan untuk menghilangkanku dari daftar bejatmu adalah ibadah untukmu. Aku bukan orang yang akan lemah karena pikiranmu. Kaulah yang terjebak dan kau pula yang harus berani keluar dari jebakan yang kau lestarikan itu. Aku hanyalah objek semata bagimu. Dan kau hanyalah bencong yang pengecut. Liar dalam diri....terpenjara olah pikir tanpa kendali... olah pikir yang benar benar membuatmu takut hadapi kenyataan dunia yang terhampar dihadapanmu. Itulah kau selama ini...bencong sejati... tak berani beranjak pergi, meski dari pikiran sendiri.. dimana kaulah yang punya kendali.

"Biar waktu yang menjawab.. karna kamu tak pernah tau.. apa yang pernah terjadi dalam hidupku! Walau kau tak ijinkanku miliki mimpi tentangmu... meski kau merasa terzalimi oleh mataku yang liar ini... kendati kau menolak masuk dalam peran di khayalanku... satu hal yang aku rela untuk satu kata bencong itu... adalah KAU. Biarlah senyum ini menutupi tangisanku... Biarkan saja tawa ini menutupi kesedihaku..."

Sudahlah... aku hanya ingin terhormat dalam pandang mata itu... Aku juga hanya mencoba menjaga yang dititipkan padaku. Tubuhku... wajahku dan jiwaku. Kasihan sungguh dikau yang tak mau ada orang yang tau.. pergilah membawa derita dan sakit yang kau rintis itu... sebab kau benar satu hal.. kau berhak kendalikan pikirmu itu dan kau boleh sediakan pintu sebanyak yang kau mau untuk sesiapa kau berkenan. Baik itu demi nafsu atau mengadu... nafsu padaku atau mengadu hasrat liarmu... semua kembali padamu. Hanya itu.

=Sachsâ„¢=

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun