Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Surat Terbuka untuk Presiden: SBY Payah?

27 Januari 2014   19:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penghinaan dan pelecehan pada negara oleh negara tetangga melalui pelanggaran teritorial, pekerja TKI yang disiksa, dibunuh, diperkosa, pemindahan patok batas hingga pencurian aset budaya. Semua butuh reaksi cepat, secepat bapak bereaksi kalau menyangkut masalah partai dan pribadi bapak.

Si miskin yang berkurang diatas kertas tapi tidak diatas bumi pertiwi, pertumbuhan ekonomi yang tidak berdampak nyata butuh kejujuran diatas pencitraan. Para menteri yang tidak berguna, kepala daerah yang mengobral hutan penyebab bencana, jalan pintas impor segala macam yang membunuh petani dan nelayan secara perlahan hingga persoalan rumah ibadah. Siapa yang tidak akan gelisah dan frustasi jika bapak selaku presiden, yang punya "kekuatan" berdasarkan Undang Undang, tidak punya sikap yang tegas dan jelas? Kegudahan dan rasa frustasi dapat melahirkan hujatan duhai bapak kami yang terhormat.

Tentu bapak punya alasan dan jawaban atas segala sikap yang ragu dan tidak membela kepentingan bangsa sendiri. Ketidakberpihakan bapak kepada rakyat sendiri, yang selama ini bapak pertontonkan, pastilah ada argumen atas semua itu.


Bahwa bapak dipilih oleh rakyat, bukan segelintir pengusaha, bukan dipilih oleh orang asing mungkin tidak menjadi dasar keberpihakan bapak.

Bahwa dipilih langsung oleh rakyat, tidak serta merta menjadikan bapak percaya diri, teguh dan berani dalam membela rakyat kecil. Rakyat sendiri. Rakyat yang memberi bapak amanat?.


Dikelilingi oleh banyak wakil menteri, staf ahli hingga Dewan Pertimbangan Presiden, tidak memberikan efek kepada rakyat. Alih alih meringankan gerak langkah bapak, sepertinya malah menjauhkan bapak dari rakyat. Menjauhkan bapak dari pemahaman kondisi riil terkait sosial ekonomi rakyat kebanyakan. Menjauhkan bapak dari menyadari dampak yang tidak menguntungkan dari sikap dan kebijakan selaku presiden.


Bapak presiden,

Kini adalah waktu yang tidak banyak yang anda miliki untuk duduk di kursi empuk Istana Rakyat. Dengan waktu yang demikian, banyak hal yang terlantar dan butuh sentuhan tangan bapak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Banyak hal juga yang mungkin ingin bapak lakukan untuk bangsa ini seperti janji janji ketika kampanye pemilu lalu. Janji yang mungkin terucap tapi terlupakan oleh bapak sendiri dan dilupakan juga oleh pemilih bapak.


Saya tidak mencatat janji janji itu secara rinci, oleh karenanya saya tidak akan menuntut selain janji untuk rakyat, demi rakyat, untuk bangsa, demi negara, seperti semua janji janji para politisi agar dipilih. Saya, tidak begitu berharap agar bapak menggenapi janji janji yang tidak mudah itu. Apalagi para menteri kabinet yang bapak bentuk, termasuk bapak sendiri sedang sibuk menghadapi pemilihan umun 2014 ini.

Saya juga mengerti bahwasannya bapak - melalui pengacara keluarga - juga sibuk mengurusi citra bapak dengan somasi kepada beberapa orang. Benar, bapak sibuk mengurusi diri dan keluarga dari hal hal yang tidak dibutuhkan untuk perbaikan negara ini.


Oleh karena itu, demikian singkatnya waktu akan berjalan dan berlalu... bolehkah saya berharap agar bapak fokus mengurusi hal hal yang bermanfaat langsung bagi rakyat saja?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun