Tarif jalan tol dengan sepihak dinaikkan oleh mereka yang berwenang. Kenaikan tarif tol ini akan mengerek kenaikan sejumlah bahan pangan dasar karena di Indonesia, jalan tol adalah prasarana utama lalulintas pergerakan komoditas antar daerah. Dasar utama kenaikan tarif tol sangat simple, inflasi.. hanya itu.
Soal pelayanan? Nanti dulu... Orang Indonesia setiap saat dicekoki kebijakan yang mencekik dan mereka harus menelan mentah mentah alias menerima tanpa daya.
Protes?....# Kepada siapa?
Bukankah negara juga sudah takluk kepada para pemodal?
Mencermati kenaikan tarif tol bukan sekedar kebutuhan pemilik kendaraan semata. Ada kehidupan lain yang akan ikut terjerumus dengan kenaikan itu. Seperti biaya ongkos kirim barang baik pokok maupun sekunder. Hal ini selain menambah beban usaha, juga akan meningkatkan tekanan pada daya beli masyarakat karena otomatis akan ada penyesuaian harga barang. Parahnya, hal ini akan semakin memicu kenaikan inflasi dihari hari mendatang.
Pengusaha dan pemodal jalan tol tentu berharap kenaikan ini memperbesar kemungkinan tingginya inflasi di tahun tahun mendatang karena inflasi adalah patokan mereka untuk menaikkan tarif. Lagi...dan lagi...
Sementara itu, pelayanan di jalan yang konon bebas hambatan itu masih jauh dari harapan. Bukan hanya soal kemacetan dan penerangan yang tidak memadai di beberapa ruas tetapi bahkan sekedar papan tulisan pemberitahuan saja tidak jarang adalah barang langka di jalur yang sedang ada perbaikan. Ambil contoh di jalur tol Kebon Jeruk - Balaraja ( Banten ) atau Jagorawi, misalnya. Di jalur itu sedang ada pelebaran ruas tol tetapi tidak ada niat dari pengelola untuk membuat satu dua palang pengumuman "Maaf Kenyamanan Anda Terganggu". Hal kecil semacam itu saja terabaikan apalagi seperti kemacetan karena gerbang yang lelet?
Mungkin kenaikan tarif tol hanya untuk sebagian masyarakat mampu, tetapi jika dilihat lebih jauh, ini adalah akibat bebas dan mudahnya importasi kendaraan bermotor dengan segala ijin yang mengikutinya. Kebijakan yang sangat liberal dibidang otomotif yang bahkan negara maju saja sangat membatasi kepemilikan dan ijin ijin yang dibutuhkan oleh seorang warga negara.
Kebijakan impor mobil murah tidak hanya sekedar menguras kebutuhan energi nasional tetapi banyak sektor lain yang ikut tergerus. Kebutuhan pokok, energi fosil, bahkan sosial ekonomi lain akibat kemacetan akan membawa negara ini tertinggal karena sumpek. Salah satu indikasi dari mobil/ kendaraan, energi/bbm, jalan raya, dan inflasi hingga sembako yang sangat berhubungan adalah bentuk ketidaksinkronan kebijakan pemerintah. Dan itu adalah sebuah ketidakpintaran kabinet kini. Mereka tidak punya orientasi dan visi kedepan soal bagimana nanti negara ini harus bertahan?
Hanya jalan tol tapi kita melihat lebih luas dan terang benderang... Bahkan penjaga rel kereta di Kalibata sampai bergurau (saking luas tapi remang remang) kalau tarif tol naik , PSK di sepanjang pinggiran rel juga bakal ikutan naik... #nah lho... apa hubungannya?
;
;