Terlepas dari belati yang terselip dalam kehangatan jabat tangan orang barat, kita mungkin melihat bahwa mereka yang merasa banyak harta atau mapan dari segi kehidupan ternyata memiliki kekosongan. Kekosongan dalam diri hingga tidak mudah mempercayai orang disekitarnya. Mereka selalu merasa terancam karena sandang yang melekat dan selalu merasa tidak mampu mengendalikan situasi.
Disinilah letak kekurangan kehidupan bermasyarakat ala Amerika. Kekosongan yang ternyata tidak mampu diisi oleh harta benda, dan mereka butuh ketenangan dengan menyimpan beberapa macam senjata dalam laci mereka.
Senjata yang mudah melesat dan mencabut nyawa siapapun yang malang nasibnya. Senjata yang merupakan kekuatan bagi pemiliknya itu jika tidak diiringi tanggung jawab, maka tragedi adalah berita utama berikutnya.
Senjata sakti mandraguna yang tidak diringi tanggung jawab. Entah kenapa pula seorang guru wanita butuh tiga senjata dirumahnya, dan anaknya sendiri menggenapi pameo "senjata makan tuan" yang terkenal itu.
Tidak ada jaminan bahwa ini akan menjadi penembakan massal terakhir.
Bagaimanapun, untuk keluarga para korban, kami ucapkan Turut Berduka. Semoga Tabah.
=SachsTM=
Kita tidak bisa bayangkan jika setiap keluarga Indonesia memiliki senjata otomatis dirumahnya, mungkin penduduk negeri ini tidak akan sepadat sekarang. (Hanya hipotesa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H