Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Hampa Amerika

17 Desember 2012   18:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia selalu dibuat terkejut manakala Amerika mengalami hal buruk dalam kehidupan masyarakat mereka. Entah itu soal kehidupan sesama jenis yang menuntut untuk menikah, aborsi yang ingin menjadi primadona bagi wanita yang meletakkan kelaminnya dimana-mana,  sampai penyerangan 9/11 hingga serentetan pembunuhan massal.

Soal pembunuhan massal terakhir, semua kita setidaknya sudah mengetahui melalui berita lokal maupun media barat. Penting bagi Amerika untuk menjelaskan masalah ini untuk konsumsi internasional dan untuk kehormatan mereka. Bukankah mereka katanya negeri yang beradab?

Sampai hari ini, saya belum mengerti dengan istilah "negeri impian" yang disematkan bagi Amerika Serikat. Dibanding saudara kembarnya, Kanada, saya melihat AS sebagai negara yang besar karena media dan militernya saja. Soal kenyamanan, sepertinya hanya ilusi semata.

Ketenangan dan kenyamanan bagi warga negara AS  bisa diibaratkan seperti ketenangan di Taman Pemakaman Umum. Tenang, tapi serasa ada sesuatu yang mengganjal, kaku cenderung rikuh.

Jika hukum begitu superior di Amerika sana, lalu kenapa hukum tidak menjamin keamanan warganya hingga  masing-masing harus memiliki senjata mematikan?

Jika keteraturan dan penghormatan akan hak orang lain begitu solid, mengapa warga AS merasa terancam?

Ada yang salah dengan Amerika. Semua sikap dan laku mereka tampaknya semu dan sandiwara belaka. Kita tidak melihat ada keramahan dan rasa sosial yang tinggi sebagai sebuah lambang peradaban, melainkan kecurigaan akan orang lain selain keluarga dekat.

Bahwa para pelaku penembakan adalah mereka yang sakit hati, sakit jiwa atau sakit mental atau apalah namanya, barangkali kita  bisa menilai sekedar kulit luarnya saja. Tentang sikap Amerika selama ini di dunia internasional.

Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka.


Saya teringat tentang sebuah dialog singkat tokoh jagoan asal Hollywood. Spiderman. Pamannya mengingatkan bahwa "Kekuatan yang besar memerlukan tanggung jawab yang besar" sekalipun si paman belum tahu bahwa keponakannya adalah seorang superhero.

Kalimat pendek ini seperti menggugat sekaligus mengingatkan setiap warga Amerika tentang senjata yang mereka miliki.

Seperti seorang pendekar silat, memiliki kesaktian adalah sebuah kehinaan jika hanya untuk menindas orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun