Dunia selalu dibuat terkejut manakala Amerika mengalami hal buruk dalam kehidupan masyarakat mereka. Entah itu soal kehidupan sesama jenis yang menuntut untuk menikah, aborsi yang ingin menjadi primadona bagi wanita yang meletakkan kelaminnya dimana-mana, sampai penyerangan 9/11 hingga serentetan pembunuhan massal.
Soal pembunuhan massal terakhir, semua kita setidaknya sudah mengetahui melalui berita lokal maupun media barat. Penting bagi Amerika untuk menjelaskan masalah ini untuk konsumsi internasional dan untuk kehormatan mereka. Bukankah mereka katanya negeri yang beradab?
Sampai hari ini, saya belum mengerti dengan istilah "negeri impian" yang disematkan bagi Amerika Serikat. Dibanding saudara kembarnya, Kanada, saya melihat AS sebagai negara yang besar karena media dan militernya saja. Soal kenyamanan, sepertinya hanya ilusi semata.
Ketenangan dan kenyamanan bagi warga negara ASÂ bisa diibaratkan seperti ketenangan di Taman Pemakaman Umum. Tenang, tapi serasa ada sesuatu yang mengganjal, kaku cenderung rikuh.
Jika hukum begitu superior di Amerika sana, lalu kenapa hukum tidak menjamin keamanan warganya hingga masing-masing harus memiliki senjata mematikan?
Jika keteraturan dan penghormatan akan hak orang lain begitu solid, mengapa warga AS merasa terancam?
Ada yang salah dengan Amerika. Semua sikap dan laku mereka tampaknya semu dan sandiwara belaka. Kita tidak melihat ada keramahan dan rasa sosial yang tinggi sebagai sebuah lambang peradaban, melainkan kecurigaan akan orang lain selain keluarga dekat.
Bahwa para pelaku penembakan adalah mereka yang sakit hati, sakit jiwa atau sakit mental atau apalah namanya, barangkali kita bisa menilai sekedar kulit luarnya saja. Tentang sikap Amerika selama ini di dunia internasional.
Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka.
Saya teringat tentang sebuah dialog singkat tokoh jagoan asal Hollywood. Spiderman. Pamannya mengingatkan bahwa "Kekuatan yang besar memerlukan tanggung jawab yang besar" sekalipun si paman belum tahu bahwa keponakannya adalah seorang superhero.
Kalimat pendek ini seperti menggugat sekaligus mengingatkan setiap warga Amerika tentang senjata yang mereka miliki.
Seperti seorang pendekar silat, memiliki kesaktian adalah sebuah kehinaan jika hanya untuk menindas orang lain.