Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Flying Without Wings

23 Juli 2012   21:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:42 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikarus mungkin bisa tersenyum sekarang. Pemuda dari mitologi Yunani itu, yang terbang dengan sayap rajutannya adalah impian setiap manusia dari saat jaman belum setua sekarang. Pria yang konon putra Apollo itu bermimpi terbang dan ia memang benar-benar melakukannya. [caption id="" align="alignnone" width="553" caption="blogger"][/caption] Hingga saat ini banyak diantara kita yang juga ingin terbang, dan berusaha melakukannya dengan berbagai cara. Ada yang puas hanya dengan menumpang pesawat komersial misalnya, ada pula yang tetap ingin terbang sendiri, tentu saja dengan bantuan peralatan yang dibuat sedemikian rupa. Terbang sudah menjadi atraksi tersendiri dan menjadi komoditas yang menguntungkan dengan iming-iming kenikmatan kenikmatan memandang alam sekitar dari ketinggian angkasa yang memuaskan. Beberapa Negara, menjadikan petualangan terbang ini sebagai bagian dari pemikat kepada para pengunjung negeri mereka. Sebut saja Ceko dan Swiss, Negara yang akrab dengan salju abadi di pegunungan Alpen ini, memamerkan keindahan alamnya ke setiap pengunjung dengan balon udara. Turki termasuk yang sanggup menjual potensi alamnya yang indah juga melalui pengalaman terbang ini. Di Indonesia, Bali tepatnya di Nusa Dua, akhir-akhir ini juga gencar memasarkan kegiatan parasailing sebagai gabungan dari terjun payung dan ski air. Dimana anda akan mengenakan perlengkapan payung parasut dan ditaring dengan speed boat sehingga mengangkasa dan di ajak berputar mengelilingi area sekitar pantai. Olahraga ini dapat menjadi jawaban bagi mereka yang ingin terbang tanpa harus punya persiapan khusus dan terjadwal seperti terjun payung misalnya. Pun pula tanpa harus punya sayap. [caption id="attachment_195992" align="alignleft" width="465" caption="Doc.pribadi"]

1343079507701631828
1343079507701631828
[/caption] Untuk keselamatan, anda akan di ikat dengan aman pada payung parasut yang akan ditarik perahu berkecepatan tinggi. Anda akan benar-benar terbang, seorang diri, tanpa sayap namun mengintai seolah elang ke kejauhan di bawah anda. Melihat semuanya menjadi titik-titik yang bergerak, menikmati sensasi mencekam dengan lepas seolah anda bebas. Dengan kaki yang tergantung, tidak menjejak apapun, anda tampak terpesona, adrenalin yang terpacu mengingat segala resiko dan keceriaan melebur menjadi satu saat yang bersamaan. Berteriaklah seolah Rajawali memekik, tidak ada seorang pun yang akan terkejut karenanya. Teriakan dan kegembiraan serta ketegangan yang terasa akan menghilangkan sejenak kepenatan hidup sehari-hari. Siapa pun akan merasa tertantang, tantangan untuk terbang, seorang diri di angkasa yang luas itu. Hal yang paling mendebarkan tentu saja ketika akan mendarat kembali ke bumi, dimana anda akan dihadapkan pada sensasi baru. Tidak ada seorang pun yang dapat membantu anda kecuali diri anda sendiri. Semakin rendah dengan lambat, pusaran angin akan menentukan dimana anda akan menginjak bumi kembali. Tentu ada beberapa teknik khusus yang diberikan penjaga/steward sebelum terbang, seperti aba-aba dengan bendera merah atau biru. Dimana jika mereka mengangkat bendera merah, maka anda harus menarik ke arah bawah dengan kuat tali parasut merah di sebelah kiri tangan anda. Begitu pun sebaliknya, karena anda juga di bekali sarung tangan merah untuk tangan kiri dan biru untuk tangan kanan, yang akan membuat anda mengingat dengan mudah. Resiko yang mungkin akan terjadi adalah anda terhempas ke bebatuan di pantai atau terjerumus ke laut yang dangkal jika proses pendaratan yang terganggu oleh angin kencang, namun hal ini hampir tidak pernah terjadi kecuali anda melupakan instruksi dan kode steward dari bawah. Terbang telah menjadi perlombaan di berbagai bidang kehidupan, bahkan telah menjadi ajang prestise antar Negara. Namun, tebang untuk kebahagiaan – walaupun sesaat – adalah hal yang paling masuk akal. Dan, pihak yang mengerti hal ini berhasil mengeksploitasi dan menjadikannya sebagai peluang sekaligus olahraga yang menyenangkan bagi penikmatnya. Terkadang seolah mengukur batas kesanggupan seseorang. Ikarus mungkin tidak berhasil mencapai matahari, namun impiannya akan manusia terbang akan tetap hidup dan selalu ada. Tidak perlu sayap, sebab nyali dan sebuah keinginan serta kesempatan akan membawa seseorang tetap bisa terbang. Dan ketika kita sudah merasakannya, dengan senyum terkembang seperti Ikarus kita pun bisa bernyanyi ringan: …I’m flying without wings … (saya lupa penyanyi dan penciptanya – red)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun