Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mega Datangi Risma, 'Dibalik' Tempo Meradang

1 Maret 2014   22:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

==========

Terkait kedatangan Mega bersama Jokowi.

Bagi para penggemar Jokowi yang inginkan Gubernur DKI itu menjadi Presiden, sebenarnya ini adalah gambaran yang terang benderang bahwa pencalonan Jokowi hanya masalah waktu saja. Kecurigaan sebagian kalangan yang tidak mengenal karakter Megawati bahwa Jokowi hanya sebagai pendulang suara PDIP adalah berlebihan.  Karena semua kader, dari pelosok hingga Ibukota bertugas menjadi pendulang suara bagi partainya, dan itu tidak hanya berlaku PDIP melainkan semua partai.  Tugas Megawati sesuai perintah kongres adalah menghantarkan semua kader yang menjadi Caleg ke gedung rakyat di Senayan atau di daerah masing-masing. Bukan sekedar mengurusi calon presiden, apa gunanya menjadi capres tapi tidak jadi presiden?

Kabar gembiranya, menurut informasi dari dalam kandang banteng, ada kemungkinan Megawati akan mengumumkan pencalonan seorang kadernya menjadi Capres pada pertengahan Maret atau paling lambat tanggal 4-April mendatang. Hal ini sesuai dengan nomor urut kepesertaan partai itu di pesta demokrasi kali ini.  Lagipula, waktu yang ideal bagi strategi kampanye  pamungkas PDIP tanpa bayar karena pastinya akan diliput berbagai media, sementara itu adalah memasuki ketika masa tenang  jelang pencoblosan.

Memang ada juga yang sudah mulai muncul dari para penggemar Jokowi yang menuding bahwa mantan walikota Solo itu hanya jadi sapi perah oleh PDIP. Ini harus disikapi secara berhati hati oleh mereka yang mengaku penggemar, karena ini sangat kontradiktif dengan soliditas mereka sendiri. Lontaran pernyataan demikian hanya akan merugikan Jokowi karena akan menuai anti dari simpatisan partai Moncong Putih, apalagi simpatisan keluarga Mega.  Dan yang lebih parah, hal ini bisa dimanfaatkan lawa politik Jokowi, Mega dan PDIP sebagai celah untuk pecah belah seolah Jokowi bukan bagian dari PDIP dan sebaliknya. Yang pasti, ada indikasi yang mengaku-ngaku simpatisan Jokowi namun sebenarnya hanya pendukung  lawan politik yang merasa tersaingi oleh keberadaan "si Kurus".

Kehadiran Megawati ke Surabaya selain menunjukkan kepada lawan bahwa PDIP dan Risma adalah solid, juga memberi sinyal bahwa Jokowi adalah "sesuatu". Disisi lain, juga upaya untuk memberi peringatan bagi media agar tidak menjadi semacam buzzer bagi strategi lawan politik yang ingin mengalahkan lawan dalam persaingan tanpa repot berhadap-hadapan. Selain itu keduanya (Jokowi dan Mega) juga akan memberikan kuliah umum di Universitas Surabaya di kawasan Tenggilis.

=Sachs TM=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun