Syarat lainnya adalah sebagaimana ia pernah keluhkan ketika memutuskan meninggalkan kabinet SBY. Sebuah syarat yang prinsipil, mengundang simpati dan menohok. Bahwa Sri Mulyani tidak ingin pengalamannya terulang kembali, dimana pemimpin mengorbankan anak buahnya demi keselamatan karir politik pribadi sang pimpinan. Setidaknya hanya dua hal itu, yang lain hanya pembicaraan ringan dan keakraban biasa, meski SMI juga tahu soal posisi politik untuknya, untuk Jokowi dan untuk KMP + SBY.
SMI boleh jadi sebagai ekonom liberal ketika dipimpin seorang neolib, dan akan menjadi seorang ekonom kerakyatan manakala dipimpin seorang tradisional. Ganjalan terbesarnya adalah SMI mungkin akan mendapat tentangan hebat dari pegiat anti korupsi, terutama KPK. Kemungkinan besar terjadi benturan dan hambatan melalui KPK oleh politisi diluar pemerintahan.
=Sachsâ„¢=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H