Candi Ijo, sebuah kompleks percandian yang kaya akan nuansa Hindu, menghadirkan keajaiban arsitektur dan sejarah yang mencengangkan. Terletak di lereng barat bukit yang merupakan bagian dari perbukitan Batur Agung, candi ini menawarkan pesona eksotisnya sekitar 4 kilometer arah tenggara dari Candi Ratu Boko. Mari kita telusuri lebih dalam tentang sejarah dan keindahan yang menyelubungi Candi Ijo.
Penemuan dan Pembangunan Candi Ijo
Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh H.E Dorrepaal pada tahun 1886, dan sejak saat itu, pesona sejarahnya terus mengundang pengunjung. Berdasarkan penelusuran sejarah, diperkirakan bahwa Candi Ijo dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10, pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi.
Konon, pembangunan candi ini melibatkan penggunaan batuan dari berbagai tempat, termasuk batuan yang diambil dari Gunung Merapi. Keberhasilan memanfaatkan batuan ini memberikan daya tahan luar biasa pada struktur Candi Ijo, sehingga candi ini tetap kokoh berdiri hingga beberapa abad, bahkan hingga saat ini.
Arsitektur dan Relief Candi Ijo
Candi Ijo tidak hanya memikat dengan sejarahnya yang panjang, tetapi juga dengan arsitektur dan relief yang menghiasi dinding candi utama. Relief-relief ini menggambarkan adegan kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, perburuan, dan kegiatan keagamaan. Selain itu, terdapat juga relief yang memvisualisasikan tokoh-tokoh dalam mitologi Hindu, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Bahan bangunan yang digunakan untuk membuat Candi Ijo mirip dengan batuan asal candi lain pada masa Kerajaan Mataram Kuno, seperti Candi Prambanan. Batu andesit yang terbentuk dari batuan beku berasal dari magma digunakan sebagai bahan pembuat candi, memberikan sentuhan artistik dan kekokohan pada struktur bangunan.
Keunikan Candi Ijo di Lereng Bukit Batur Agung
Candi Ijo tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah dan kebudayaan, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri di lereng Bukit Batur Agung. Selain pesona arsitektur dan relief yang memesona, lokasi Candi Ijo menawarkan panorama alam yang memukau. Dengan posisinya yang terletak di ketinggian, pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler sekitar.
Pentingnya Pelestarian dan Konservasi
Sebagai bagian dari warisan budaya Jogja yang menjadi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Candi Ijo menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Pentingnya pelestarian dan konservasi terhadap situs sejarah ini tidak bisa diabaikan. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan dan kearifan yang terkandung di dalam Candi Ijo.
Kunjungi Candi Ijo: Saksi Hidup Sejarah dan Keindahan
Sebagai destinasi wisata yang tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan arsitektur dan relief, tetapi juga memperkaya pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan, Candi Ijo adalah tempat yang wajib dikunjungi di Jogja. Melangkah di atas tanah yang menyimpan jejak-jejak peradaban lama, pengunjung dapat merasakan kehadiran kerajaan yang pernah berjaya di masa lalu.
Kesimpulan
Candi Ijo adalah bukti nyata kecemerlangan peradaban Hindu pada masa lalu. Dengan keunikan arsitektur, relief yang memesona, dan panorama alam yang menawan, Candi Ijo menjadi destinasi wisata yang menggabungkan sejarah dan keindahan alam. Bagi para pecinta sejarah, seni, dan petualangan, Candi Ijo di lereng Bukit Batur Agung adalah perjalanan melintasi waktu dan ruang yang tak terlupakan. Mari saksikan keajaiban Candi Ijo, saksi hidup perjalanan panjang peradaban Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H