Mohon tunggu...
Adien Janwarie
Adien Janwarie Mohon Tunggu... Seniman - Pelaku seni dan Budaya berazaskan Pancasila ,sosialis dan nasionalis.

saya Ownwer RGD Streaming di http://skrfmdigital.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyoal Bahasa Kasar di YouTube

7 Januari 2020   18:21 Diperbarui: 7 Januari 2020   18:24 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendengar tercinta (anggap saja lagi dengerin radio)

Kini makin banyak netizen  meluncurkan rangkaian cerita dengan memulai gaya bahasa yang biasanya didapat dari  pasar senggol sampai dari bahasa bergaya mol (Mall) Moderen.

Tapi kalau saya perhatikan kini gaya bahasa yang biasanya di pungut dari para preman kampung kini malah makin banyak yang mengkolaborasikan semua jenis bahasa itu dan  seperti tak mengenal bahkan sepertinya negeri ini tidak pernah ada adat istiadat dan tata krama bahasa yang dahulu diajarkan juga diamanatkan dari mulai surau surau kecil di perkampungan pelosok negeri.

Kenapa saya kok membahas gaya bahasa ini? karena kursa sangat penting untuk mengembalikan  gaya bahasa dan tata krama dalam lingkup masyarakat yang dahulu sebelum kaum  yang mengaku turunan nabi itu terkenal,  dahulu kita hanya dikenalkan dengan tata krama dan adat istiadat asli bangsa indonesia?  

Kini mulai dirusak oleh beberapa nyawa manusia yang berjilbab dan berjubah. Bahkan yang berjas dan bermobil mewah? Saya menyebutnya Kelompok mahluk sakral yang mengatasnamakan ajaran  agama yang mengatasnamakan perikeadilan dan perikemanusiaan?

Atau  mungkin saya salah melihat atau salah mengartikan bahasa mereka? Mudah mudahan saya hanya sedang melihat penampakan mereka saat dia berselancar di youtube atau di medsos? 

Mudah mudahan saya bukan sedang menonton mahluk nyata yang berujud seperti ulama itu? Kenapa saya menyebut ulama, ya karena  merka sering kali menyebut ayat ayat alquran (dan lucunya Ga ngerti tazwid) bahasa mereka identik dengan seorang pemipin agama  tertentu. Yah karena hanya agama islamlah yang sekarang jadi mayoritas dan untungnya  tidak berkuasa di pemerintahan dengan dalil khilafahnya itu?

Mengapa merka alergi menggunakan bahasa sopan santun? Sepertinya mereka lupa atau memang tidak pernah belajar tentang tradisi yang ada di negeri indonesia ini? Oya...mungkin juga mereka bukan orang asli indonesia?

Saya tidak percaya kalau mereka itu bodoh atau dungu.. Maaf saya hanya mengutip dari bahasa mereka (yang katanya orang hebat dengan gaya dan narasi bahasa intelektualnya nya)semaccam orang yang katanya jadi Bintang ILC tahukan? Pendengar?

Perilaku bahasa seperti itu kini mulai merambah ke anak anak lho?  cucu saya sekarang sudah bisa mengatakan.. Halah congormu?? Waw.. padahal dahulu bahasa seperti itu hanya pantas di ucapkan saat sedang benar benar sedang dalam keadaan marah dan kecewa pada seseorang saja.

Sekarang bahasa seperti ini berseliweran di youtube. Anda tahu kan saat ini anak anak dibawah umur pun sudah mengenal dan kecanduan video dari youtube?  

Tanpa kita sadari anak anak kita sudah dimasuki oleh bibit radikalisme. anak anak kita bahkan tidak tahu bahkan protes saaat dirinya dilarang membuka hp dengan teriakan/

" Halah mama ni brengsek! segala ga boleh..katanya aku harus banyak mengenal ilmu  dari google dan menambah ilmu dari internet ?? "

Hahahah cerdas kan Jawaban anak anda? Lalu mau sampai kapan bahasa kotor diumbar tanpa sensor di media sosial bahkan di lontarkan dengan demikian sistematis hingga seolah bahasa kasar dan fulgar menjadi hal yang lumrah?Dan sah.

Alih alih jika tulisan saya ini dibaca orang itu (Pelaku radikal). Mereka pasti bilang.. 

"Itu sih tergantung anaknya dan orang tuanya  mas. tinggal kita saja bagai mana caranya   membentengi  diri dan keluarga kita . Ga usah mengguruilah.. ini era teknologi moderen semua orang yang pegang hp sudah pintar dan cerdas!"

Hahahahaha sudah kuduga, ternyata benar kan ?

Yang menjawab  artikel saya adalah orang yang terdampak  dari isi tulisan saya. Karena saya tahu dia pelaku bulying yang ulung dan licik. 

Dia yang menggerogoti akidah agamanya dengan kelakuanya dan ke sok sucianya ? Gimana yah?? akh saya ralat akh Dia ga pantas menyandang gelar Ulama terlalu Suci. Karena dia ga paham dengan kesucian Kata katanya sendiri.... 

Ayo  Pendengar...

Kita kembali megajarkan budaya toto kromo. Dengan membudayakan ajaran  agama  jangan mengagamakan budaya!

Pendengar yang budiman mohon maaf atas tulisan saya ini jika masih ada yang cengar cengir karena tersindir! Jika penasaran ingin mendengarkan Radio seperti jaman belum ada internet? klik di sini yah? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun