Mohon tunggu...
Adie Marzuki
Adie Marzuki Mohon Tunggu... lainnya -

jurnalis teknologi & budaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Beranjak Dari Status Quo Industri Teknologi

11 November 2015   03:15 Diperbarui: 11 November 2015   04:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks Indonesia, kebahagiaan akibat pemanfaatan suatu teknologi belum serumit negara-negara maju. Mayoritas masyarakat Indonesia akan cukup berbahagia jika mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari tanpa embel-embel commercial benefit dari kegiatan tersebut. Aspek komersial dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia masih dalam level keperluan keberlanjutan. Kebutuhan teknologi di sebagian besar masyarakat Indonesia dapat dengan sederhana diilustrasikan seperti kehidupan suatu komunitas petani pisang di suatu desa di Lumajang, pelosok Jawa Timur yang guyub dan makmur, sekitar 800 km lebih dari ibukota.

Mereka cukup puas dengan teknologi pengusir hama tanaman dan pembuatan barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi. Mereka belum benar-benar paham bagaimana meningkatkan kesejahteraan dengan koneksi internet super cepat atau penggunaan kendaraan yang mampu menembus kecepatan 100 km/jam dalam 5 detik, atau printer 3D yang mampu mencetak bentuk apapun dalam hitungan menit. Mereka adalah potret mayoritas masyarakat Indonesia yang dalam kegiatan sehari-hari, sejak bangun tidur sampai kembali tidur, bergantung pada produk impor. Mereka adalah pemasok profit bagi para penguasa teknologi yang tidak memperoleh kesempatan untuk ikut berkembang taraf hidupnya dengan adanya teknologi tersebut.

Perubahan tentu dapat diupayakan, dengan tetap mengindahkan tahapan-tahapan yang harus dilewati. Peralihan penguasaan teknologi pada masa kini, tidak dapat dengan semena-mena menafikan pola-pola tatanan ekonomi yang telah terbentuk selama ratusan tahun. Diperlukan terobosan dalam merubah pola pikir serta paradigma proses industri yang telah mengakar dalam kultur masyarakat. Opsi tahapan awal yang mungkin dilakukan sebagai terobosan adalah mendorong komunitas masyarakat untuk mengambil alih rantai nilai dari teknologi yang paling sederhana, yaitu kebutuhan sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dan proses, lengkap dengan nilai ekonomisnya. Memang tidak semudah menghitung dari nol sampai sepuluh, tetapi langkah pertama harus diambil.

Pusat Inovasi dan Kemandirian Indonesia Raya atau biasa disebut PIKIR Institute pada ulang tahunnya yang ke 4 tanggal 11 November 2015 ini telah memulai suatu inisiasi peralihan penguasaan teknologi secara langsung kepada masyarakat perdesaan yang tersebar diseluruh Indonesia. 100 desa yang tersebar di 36 Kabupaten di 17 Propinsi adalah target masyarakat yang dituju. Inisiasi mencakup dari mulai pembukaan wawasan, sampai dengan pelatihan teknis dan manajerial dalam pembuatan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Dengan dukungan penuh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, diseminasi teknologi mulai dilakukan, dikeluarkan dari status quo, dan didampingi sampai masyarakat dapat menikmati seluruh benefit dari suatu teknologi yang mereka kuasai, sampai kepada komersialisasi dan pengembangan taraf berikutnya.

Kemerdekaan yang telah dimiliki selama 70 tahun lebih ini, hanya membebaskan masyarakat Indonesia dari suatu kondisi, tapi belum membebaskan Indonesia untuk melakukan yang masyarakat inginkan. Merdeka tapi belum merdesa. Oleh karena itu kegiatan yang disebut dengan pembangunan Usaha Bersama Komunitas atau UBK ini mendapatkan respon yang luar biasa dari setiap kalangan masyarakat peserta program. Antusiasme dan euphoria yang terlihat, seakan letupan yang mucul akibat tekanan kondisi yang memarjinalkan mereka dari industri teknologi global yang mengepung mereka. Dengan melihat segala benefit yang dinikmati oleh masyarakat, maka tidak terdapat alasan untuk tidak mendapatkan dukungan dari segenap pihak yang menginginkan kemajuan bagi masyarakat Indonesia.

Ditulis dalam rangka memperingati 4 tahun PIKIR Institute,

11–11–2011 – 11-11-2015

Adie Marzuki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun