di punggung malam
pisau berkilat tajam
kau sembunyi,
menahan luka
di kesunyian
malam menggulung tubuhmu
jiwamu mengigau
tentang euforia pesta
yang tak pernah usai
dan lampu-lampu jalan
berdiri seperti saksi buta
berharap dihampiri
malam
yang tak tahu cara
melolong paling anjing
yang tak tahu cara
khianat paling setia
di belantara jiwaku
tersimpan pesan ibu
yang tak pernah bisa kuingat
hanya serpihan:
"asalkan,"
"harus,"
"sekuat,"Â
"lenyap,"
"jatuh, membusuk"
"asalkan tak melawan,"
"selemah apapun
jangan tengok ke belakang"
"meski bayangamu sendiri"
"menguliti tubuhmu pelan-pelan"
**
M Sanantara
Bgr, 25122024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H