--buat Panji & Jelly
di hadapan cermin
aku duduk mematung
saksikan dari atas ke bawah
terpantul gambaran diri
yang lama mengelupas
pukul 05.30 pagi
inti jantungku mencari serpihan
yang berserak di lantai
alangkah sulit kugenggam
apalagi merekat ulang tubuh semesta
gelora hidup yang redup
menuntunku pada jurang sunyi
oh senjakala, jangan dulu menamu
di embun pagi yang jernihnya
ditimba ribuan sedimentasi mutiara
tujuh palung jiwa
kurasa tak bisa memasung tungkai kaki
untuk terus berlari
enyah dari proposisi kaum intelektual tinggi
berhati rendah
inginnya tak kembali
hilang dimakan kerumunan terasing
tapi hati malah membawaku
ke sebuah alamat dimana
sepasang penjaga aksara berseri
menyajikan jamuan secawan darah kelinci
yang menuntaskan dahaga
di mata air terpencil
tempat asal mula langit
bersama kalian
aku bukan lagi nyawa murahan
di supermarket
seharga 100 rupiah
sekantong sepuas-puasnya?
**
M Sanantara
Bgr, 19122024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H