Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Buruh - Pacarnya Hades 🖤

Homo Sapiens yang brojol enam dekade silam, dengan kondisi prematur. Berbobot fisik kurang dari satu kilogram. Tinggal di koordinat bumi 104°8' - 108°41' BT dan 5°50' - 7°50' LS. Setelah menghabiskan ribuan kaleng susu formula, ia tumbuh dewasa seperti kebanyakan pria umumnya yang suka memanjat pohon toge dan bolos sekolah. Selepas usia 20-an, Ia mengklasifikasikan dirinya sebagai manusia hermafrodit secara metaforis— tergantung siapa yang mencintainya. Binatang rasional ini hobi menyesatkan diri bersama pikiran-pikiran liar nan berbahaya. Ia jelajahi ruang makrokosmos hanya demi mencari sebuah tanda tanya, Memiliki itu Apa? Kesibukan sekarang menjadi pecandu senja, penikmat pisang goreng, dan sesekali menyapa Tuhan jika sedang ingin. Ia dapat dikontak lewat surel pecandusenja[at]duniatipu.com. Atas penghayatan demi penghayatan pengunjung diucapkannya terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan Bahasa untuk Joko Pinurbo

14 Desember 2024   04:53 Diperbarui: 14 Desember 2024   04:53 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi Tangisan Bahasa untuk Joko Pinurbo dibuat dengan bantuan AI (DALL-E).

Kepada
Joko Pinurbo (1962-2024)

aku bukan keluargamu
bukan sesiapa
tapi bolehkah aku bersedih
yang paling air mata?
untukmu semata
setulus kasih melepas
inti jantung, semangat, mimpimu
sebagai perjamuan suci bagi
penguasa kata

aku tak bisa lupa begitu saja
membiarkan puisimu dingin
keras menyepi dilahap semut tanah
mengerubungi sisa senyum kecil senja
di bekas lekuk sudut terpencil
senyum yang lekas lekas kau
berikan tanpa pamrih

pada seluruh pengembara kata
yang miskin abjad, yang buta makna
sungguh, dirimu di sisiku saja
abadi!

Terimalah puisi sederhanaku
Selamat menikmati, 

Selamat Menunaikan Ibadah Puisi,
Penyairku, Cintaku

*
tadi malam
Bahasa Indonesia mengetuk pintu kamarku
di tepi ranjang makna
nyaring suara majas meraung
dengan konotasi tertutup kuraih gagang pintu
terlihat ia mengenakan baju paling sinonim
di tangan kanannya
kalimat majemuk bertingkat menelantarkan
partikel pa dan bu
kutanya,
"ada apa Bahasa Indonesia?"
"kematian telah merampas Joko dari kami
kami tidak bisa tumbuh subur
kami tidak riang dan lucu tanpanya
bolehkah aku meminjam kesunyianmu
untuk menanam aksara kami yang merana?"

**

M Sanantara
Bgr, 14122024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun