Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Bankir - Blogger

Homo Sapiens yang brojol enam dekade silam, dengan kondisi prematur. Berbobot fisik kurang dari satu kilogram. Tinggal di koordinat bumi 104°8' - 108°41' BT dan 5°50' - 7°50' LS. Setelah menghabiskan ribuan kaleng susu formula, ia tumbuh dewasa seperti kebanyakan pria umumnya yang suka memanjat pohon toge dan bolos sekolah. Selepas usia 20-an, Ia mengklasifikasikan dirinya sebagai manusia hermafrodit secara metaforis— tergantung siapa yang mencintainya. Binatang rasional ini hobi menyesatkan diri bersama pikiran-pikiran liar nan berbahaya. Ia jelajahi ruang makrokosmos hanya demi mencari sebuah tanda tanya, Memiliki itu Apa? Kesibukan sekarang menjadi pecandu senja, penikmat pisang goreng, dan sesekali menyapa Tuhan jika sedang ingin. Ia dapat dikontak lewat surel pecandusenja[at]duniatipu.com. Atas penghayatan demi penghayatan pengunjung diucapkannya terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Depan Pantat

2 Desember 2024   20:16 Diperbarui: 2 Desember 2024   20:16 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Source: pexels.com/Anastasiya Badun

lengkara menjamu renjana
pada gigir ranjang kreyot
guling asmaraloka
hoam hoam, bobolah pantat
jentik jantung detik
miring ke insomniamu, astaga!
melulu pantat tidur awal
lupakan si nina agar bobo
risuk celana ketat tandus
belum apa-apa:
masih memanjat dahan malam,
menggoreng bulan, mewarnai gelap
mimpi tak membuat
inginnya mencuci mata cucu
dengan kecacian encu encu kecucucuah

kamis, 12 februari 2016
saban gejala pantat membancang
potongan harga calvin klein at
Matahari Departement Store
look at this one: fifty thousand per tail
gulma menyuburkan gulana di lahan
tak membelantara sebuncah kutu
menyisir lekuk kubangan gelabah
kini riang dan meriang berakhir sama:
merinding

di seluruh rumah makan
atau kafe Jakarta, pantat
menghabiskan diri dengan
pertanyaan apa dan mengapa
pantat adalah berhenti
berhenti adalah kemudian gerak
gerak yang tak kuat menahan
untuk tidak berhenti abai pada
arah, lelah, ia terkurung genetik
rangka variasi makhluk

seperti hidup, kehadiran pantat
adalah ironi! tempat membuang
desis plong huhay selaku tempat
menerima desis aduh huhungek
hanya kepada kakus, sepantasnya
runtuh dalam kotoran

Bgr, 02122024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun