Namun ka Rizki berbicara lagi kepadsaya, "lalu pekerjaan apa yang akan kau dapatkan denga tamatan SMA.? OB, itupun kalo dapet, kalo tidak. Lebih baik kau meneruskan sekolahmu kejenjang yang lebih tinggi, dengan kuliah hidupmu dimasa depan akan lebih terjamin. Tak usah kau memikirkan biaya, masalah biaya nanti yayasan yang akan mengurus." Lalu saya terdiam dan berfikir. Dan ka Rizkipun memberi saya waktu untuk berfikir.
Saya langsung membicarakan hal ini kepada ibuku. Memepertimbangkan apa yang terbaik unukku dan keluarga ku. Lalu ibuku pun setuju untuk melanjutkan pendidikan ku ke jenjang yan lebih tinggi. Namun di dalam hatiku masih ada gejolak untuk menerimanya, namun saya berfikir tidak ada salahnya untuk dicoba.
Lalu saya ikutlah ujian masuk perguruan tinggi negeri, tanpa persiapan apapun, saya mengikuti ujian tersebut. Sambil menunggu hasilnya, saya selalu berdoa kepada Allah untuk memeberikan yang terbaik untukku. Lalu saat-saat pengumuman ujianpun datang, apapun hasilnya, saya tau itulah yang terbaik yang di berikan oleh Allah kepadsaya.Â
Dan hasilnyapun tak disangka saya diterima di Universitas Negeri Jakarta dan saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Entah perasaan apa yang saya rasakan setelah mengetahui hasil tersebut, bangga, senang, sedih, tidak percaya, semua menjadi satu. Entah apa yang direncanakan oleh Allah kepadsaya. Namun sebesar apapun rencana kita, rencana Allah lebih hebat dan besar dari apapun.
Entah apa jadi kedepannya, saya hanya bisa menerima. Mulai saat itu saya mulai sadar, dalam hidup ini jangan kau jadikan impianmu, tujuanmu, atau rencanamu menjadi sebuah acuan, karena itu akan menjadikan sebuah ambisi yang meracunimu. saya tidak tau apa yang akan terjadi di sana, namun yang saya tau terus jalani hidup yang kita hadapi sekarang dengan sepenuh hati, apapun yang kita hadapi saat ini, itu akan mempengaruhi apa yang kita dapatkan dikemudian hari.
Setelah saya diterima di Universitas, otomatis rencana awal saya tidak terealisasikan, entah apa perasaan ibuku dan keluargsaya mendengar saya diterima di Universitas Negeri, namun saya tidak akan menyianyiakan kesempatan ini, saya telah mengalahkan beratus-ratus mungkin beribu-ribu orang untuk masuk ke Universitas ini.
Ketika saya masuk dunia perkuliahan ada rasa bangga pada diri saya, namun tentu saja ada sedikit rasa iri melihat teman-teman SMA saya sudah mulai melangkah kedepan mencari rezeki untuk masa depan, dan saya masih disini berdiam diri. Namun saya tau berdiam diriku adalah sedang mengambil ancang-ancang untuk berlari sekencang-kencangnya kedepan, saya yakin itu.Â
Dan sampai saat ini pertanyaanku sewaktu kecil, tentang apa tujuannya saya dilahirkan di dunia ini belum saya temukan jawabannya. Namun yang saat ini saya tau adalah setiap manusia sudah dituliskan takdirnya dalam kehidupan sewaktu masih didalam Rahim, tinggal bagaimana kita  mampu menjalani hidup ini dengan sepenuh hati, kearah yang lebih baik.Â
Dan mungkin tujuan saya dilahirkan di dunia ini, dalam keluarga ini, menjadi anak kedua dari tiga bersaudara, diberi nama oleh orang tua saya dengan nama Adi Ciputra, saya yakin akan mampu mengubah diriku sendiri ke arah yang lebih baik, dan membawa keluarga ini kekehidupan yang lebih baik, hanya itu yang saya tau saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H