Ketut
Untuk anak laki-laki, biasanya akan ditambahkan kata “I” sebelum urutan penamaan di atas. Sedangkan perempuan, ditambahkan kata “Ni” di depannya.
Dari penuturan Mbak Astri, untuk kasus seperti tetanggaku itu ternyata boleh-boleh saja. Pemberian sematan “Nama Bali” yang tidak runut juga banyak di temukan di Pulau Dewa ini sendiri. Namun biasanya, sang anak akan mengalami sakit-sakitan sewaktu kecilnya.
Ketika ditanya soal pengalaman paling aneh yang pernah dirasakan oleh Mbak Astri selama menjadi pemandu wisata, ia tertawa geli sendiri membayangkan kejadian lucu yang pernah dialami. Waktu itu ada rombongan dari sebuah Rumah Sakit di Jawa Tengah. Tour yang akan berlangsung pada hari itu ialah mengunjungi Wonosobo. Di kawah Kisadang, Wonosobo tersebut, memang terdapat uap air dan gas yang tak sehat jika terhirup. Namun anehnya, rombongan wisata ini telah memakai masker sejak awal keberangkatan.
“Coba bayangin, di dalam bis semuanya pakai masker dan cuma aku yang gak pakai. Aneh kan?” Kata Mbak Astri seraya tertawa dan memamerkan giginya yang terukir rapi.
Tak terasa sampai sudah di hotel Patra Jasa, Bali. Meski hanya sehari ditemani Mbak Astri, rasanya aku seperti telah mengenalnya sekian lama. Dari berbasah-basahan dan mengarungi Sungai Ayung di Bali Adventure Rafting, menikmati kelezatan Bebek Bengil di Ubud, memandu acara pada malam pemberian hadiah di Jendela Bali/Garuda Wisnu Kencana (GWK), sampai berburu oleh-oleh di Krisna, Mbak Astri tetap setia dan tak nampak lelah menemani kami. Terima kasih Mbak Astri telah memandu dengan penuh cinta dan suka cita. Dan, Bali, dengan segala keindahan dan keramahanmu, aku pasti akan kembali lagi suatu hari nanti.
[caption id="attachment_349332" align="aligncenter" width="614" caption="Kompasianer dan Mbak Astri Berfoto Bersama di Bebek Bengil, Ubud, Bali (dok. Dwi Suparno)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H