Mohon tunggu...
Achmad Nurisal
Achmad Nurisal Mohon Tunggu... Wiraswasta - https://app.gadaibpkb.online/aplikasi-pinjaman-uang-online-cepat/

www.adichal.wordpress.com; Books: Harapan Yang Tertulis (Antologi, 2012); Financial Stories (Antologi, 2013); Ramadan Undercover (Antologi, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejaki Si Seksi Taman Nasional Gunung Merapi

28 Oktober 2014   12:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:28 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Plang Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)"][/caption] Alam memang selalu punya caranya sendiri dalam menampakkan keindahannya. Taman Nasional Gunung Merapi adalah salah satu buktinya. Berada di lereng Bukit Kaliurang, Sleman, Taman ini menjadi salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi di Yogjakarta. Selain suasananya yang sejuk dan alami, kita juga akan disuguhkan kucuran air terjun yang mengalir dengan deras. Bukan itu saja, di sepanjang jalan setapak menuju air terjun kita dapat menyaksikan monyet-monyet hutan yang berlarian dan melompat dari dahan ke dahan. Bila beruntung, para pengunjung bisa berinteraksi secara langsung dengan para hewan primata tersebut. Biasanya mereka bertengger di atas pohon dan mengeluarkan suara-suara aneh yang terdengar sangat lucu. Mereka akan turun dari pohon secara otomatis ketika perutnya mulai keroncongan. Dengan insting binatangnya, para hewan primata ini akan mendekati orang-orang yang sedang makan atau tengah menjinjing makanan. Awalnya memang terasa mengerikan, tapi monyet-monyet ini sudah sangat akrab dengan kehadiran manusia, jadi kita tidak perlu cemas akan hal ini. Saya sangat beruntung! Ketika menelusuri keseksian Taman Nasional Gunung Merapi, saya menyaksikan tiga ekor monyet sedang meminta makanan ke salah seorang pengunjung di jalan setapak bukit. Rasanya menyenangkan melihat dua spesies, monyet dan manusia berinteraksi dari jarak yang sangat dekat tanpa ada penghalang apapun. Mereka saling menerima dan memberi satu sama lain. Sang manusia memberi makanan dan menerima kepuasan batin; sang monyet menerima pisang dan memberikan kebahagiaan yang tidak terbeli. Saya langsung mengabadikan momen yang cukup langka ini dengan kamera saku yang sudah disiapkan dari awal keberangkatan. Ada semacam bekas aliran lahar Gunung Merapi di antara jalur pergi dan jalur pulang di Taman Nasional Gunung Merapi. Selain menyatu dengan tanah, sisa-sisa abu vulkanik bisa kita temukan masih menempel di rerumputan jalur ini. Beberapa pohon yang berada di jalur tersebut terlihat banyak yang mati dan sudah tidak memiliki daun lagi, imbas dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi beberapa waktu silam. Pohon-pohon tersebut membentuk sebuah liukan alami pada batangnya, berwarna hitam keabu-abuan dan tak memiliki sehelaipun daun pada tangkainya. Keseksian inilah yang membuat Taman ini berbeda dengan bukit-bukit lain yang ada. Perjalanan dari pintu masuk Taman Nasional Gunung Merapi sampai ke air terjun utama cukup dekat. Saya pribadi tidak merasakan pegal karena dari awal masuk, kita sudah disuguhkan dengan keasrian alam Kaliurang yang mempesona. Cipratan air terjun yang mengalir dari hulu akan membayar segala kelelahan yang ada. Tepat di bawah air terjun ini berada, terdapat sebuah kolam yang dapat diselami. Tidak begitu besar memang, tapi kesegaran airnya akan menggoda kita untuk membuka baju dan menenggelamkan diri hingga seluruh badan menjadi basah. Sayangnya saat itu saya tidak membawa baju dan celana ganti, jadi urung untuk berenang di kolam air terjun tersebut. Sensasi dingin dan segar langsung terasa ketika air kolam dicipratkan ke wajah saya.

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Primata Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)"]

Primata Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)
Primata Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="369" caption="Interaksi Wisatawan dan Hewan di Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)"]
Interaksi Wisatawan dan Hewan di Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)
Interaksi Wisatawan dan Hewan di Taman Nasional Gunung Merapi (dok. Pribadi)
[/caption] Untuk menuju kawasan Bukit Kaliurang ini, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bis, angkutan perkotaan (angkot) atau ojek. Tiket untuk sewa parkir di Bukit Kaliurang dihitung berdasarkan jenis kendaraan dan jumlah penumpangnya. Untuk pengendara motor, tarif yang dikenakan adalah Rp 2.000/orang dan untuk pengendara mobil, Rp 4.000/orang. Area parkir di sana cukup luas, jadi tidak perlu khawatir untuk kehabisan tempat. Walaupun udara di sini cukup dingin, kita tidak akan merasa kelaparan. Di sekeliling area parkir terdapat berbagai penjaja makanan yang beragam menawarkan berbagai panganan dengan ramah, khas Yogya. Mulai dari makanan ringan seperti bakpia, gorengan, kue semprong, sampai makanan khas daerah Kaliurang yang mengenyangkan perut seperti jadah tahu, jadah tempe, sop dan sate kelinci, tersedia di sini. Harga makanannya bervariasi, mulai dari Rp 2.000 – Rp 20.000 per porsinya. Sangat murah dan pas untuk para traveler dengan budget yang terbatas. Oh iya, di area parkir juga terdapat penjual jamu dan madu hutan asli yang sangat cocok diminum untuk menyegarkan badan dan memulihkan stamina selepas menjejaki Taman Nasional Gunung Merapi. Tiket untuk memasuki kawasan dalam taman pun sangat murah. Hanya dengan merogoh kocek Rp 4.000,- saja, kita sudah bisa menikmati lengkungan indahnya Bukit Kaliurang yang seksi. Loket khusus ini adalah tiket untuk menuju area air terjun, berbeda dengan loket pertama yang dimaksudkan untuk membayar sewa parkir kendaraan untuk memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Kaliurang. Selepas berpetualang bagai Ninja Hatori yang menelusuri jalan setapak melembah dan membukit di Taman Nasional Gunung Merapi, tersedia sebuah taman untuk sekedar melepas lelah dan beristirahat. Apabila masih kurang puas berjelajah, kita bisa menginap di vila-vila sekitar kawasan Bukit Kaliurang dan kembali mencoba petualangan di keesokan harinya. Harga yang ditawarkan oleh penginapan beragam, mulai dari Rp 75.000 – Rp 200.000,- tergantung dari fasilitas yang disediakan oleh pemilik. Begitulah pengalaman menelusuri keseksian alam Taman Nasional Gunung Merapi di area Bukit Kaliurang. Sesekali kita memang perlu berlibur dan menarik diri dari rutinitas sehari-hari untuk menghilangkan kejenuhan. Bukan rahasia lagi jika alam Indonesia memiliki keindahan yang mengagumkan. Taman Nasional Gunung Merapi yang seksi ini patut menjadi salah satu destinasi tujuan yang harus dikunjungi.

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Taman di Tengah Hutan. (dok. Pribadi)"]

Taman di Tengah Hutan. (dok. Pribadi)
Taman di Tengah Hutan. (dok. Pribadi)
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun