Namun, sejak berteman dengan Roz, niatnya luntur dan dia malah bersedia mengasuh Brightbill dengan sepenuh hati. Maka jadilah robot, predator, dan mangsanya itu hidup bersama di sebuah gubuk yang dibuat Roz.
Ada tiga tugas utama yang mesti diselesaikan oleh Roz. Yang pertama mengajarkan Brightbill mencari makan. Yang kedua mengajarkannya berenang. Yang ketiga mengajarkannya cara terbang.Â
Begitu ketiga tugas tersebut selesai, maka misi Roz sebagai "orangtua" selesai dan dia bisa membiarkan Brightbill hidup mandiri bersama kawanan angsa lainnya.
Apakah Roz sukses menuntaskan misinya?
Visual yang Memanjakan Mata
Saya kira, kekuatan film ini bukan cuma jalan ceritanya, tapi juga visualnya. Harus saya akui, visual yang ditampilkan begitu memikat dan mempesona.
Keindahan sebuah pulau yang jadi latar utama film ini digambarkan dengan begitu detail. Juga hewan-hewan yang menghuninya semuanya ditampilkan dengan begitu menggunakan menggemaskan.
Makanya kinerja Chris Sanders di kursi sutradara patut diacungi dua jempol. Dia mampu "memainkan" cerita dengan begitu apik dan mengeksekusi setiap adegan dengan efisien. Saya rasa tidak ada satu adegan pun yang non-fungsional dan bertele-tele.
Soal musik? Terasa pas. Entah mengapa tiap lagu yang dipilih begitu menyatu dengan adegan di dalam film. Saya ikut menjiwai lirik-lirik lagunya sehingga tanpa terasa ikut merasakan emosi di dalamnya.