Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kiat-Kiat Jadi "Investor Dividen"

18 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   07:01 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investor Dividen. Sumber: SHUTTERSTOCK/SUTTHIPHONG CHANDAENG via money.kompas.com

Dulu saya menganggap bahwa dividen adalah "bonus" dari investasi saham. Maklum, keuntungan yang dihasilkan dari dividen masih kalah jauh ketimbang keuntungan dari capital gain.

Jika ada saham bagus yang rajin membagikan dividen, seperti BBCA, BMRI, BBNI, atau BBRI, maka bisa dilihat bahwa yield-nya paling-paling di bawah 5 persen.

Tentu rasanya kurang puas apabila kita membeli saham tersebut dengan mengharapkan keuntungan dari dividen sebesar itu, sebab nilai yield-nya masih kalah dari sukubunga Bank Indonesia (BI) yang sekarang sudah menyentuh angka 6%.

Alhasil, ketimbang di saham, bukankah akan jauh lebih baik jika kita simpan saja dana kita di instrumen investasi lain yang jauh lebih aman, macam deposito atau obligasi pemerintah yang menawarkan bunga yang jelas lebih besar?

Meski begitu, setelah berinvestasi di pasar saham sekian tahun, saya merasa bahwa anggapan saya sebelumnya kurang tepat. Alasannya ada beberapa.

Memang betul, kalau sekarang kita membeli saham dengan fundamental yang solid dan bagus maka kita mungkin saja bakal mendapat dividen yang nilainya di bawah sukubunga BI.

Namun, dalam jangka panjang, situasinya bakal berbeda. Sebab, nilai dividen tersebut bisa bertumbuh seiring berkembangnya perusahaan. Jadi, jangan sedih kalau pada tahun ini, kita cuma memperoleh yield 3% saja. Pada tahun-tahun berikutnya, mungkin saja, yieldnya bakal naik jadi 4%, 5%, 6%, dan seterusnya.

Berbeda dengan sukubunga bank atau kupon obligasi yang kenaikan yield-nya terbatas, pertumbuhan dividen bisa tanpa batas. Semua itu bisa terjadi asalkan kita bersedia memegang saham dalam jangka amat panjang, katakanlah di atas 5 tahun.

Jelas hal tersebut membutuhkan kesabaran yang besar. Pasalnya tidak semua orang sanggup menyimpan saham selama bertahun-tahun tanpa terusik untuk menjualnya, terlebih setelah saham tersebut juga memberikan capital gain yang nilainya lumayan jumbo.

Alasan lainnya, dividen adalah satu-satunya bukti bahwa perusahaan benar mencatatkan keuntungan. Walaupun ada kasus-kasus tertentu yang bisa disebut sebagai "anomali", namun pada umumnya, hanya perusahaan yang memperoleh laba yang berhak membagikan dividen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun