Sebut saja saham-saham batubara, yang saat artikel ini ditulis bisa memberikan yield di atas 10%. Yield sebesar itu memang terlihat menggiurkan. Bertapa tidak, hanya dengan membeli sahamnya sekarang, kita sudah memperoleh untung di atas 10%.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, kondisinya bisa berubah. Kalau pada tahun ini kita terima yield 10% maka tahun depan mungkin cuma tersisa 9%, 8%, 7%, dan seterusnya.Â
Penurunan nilai dividen yang diperoleh jelas sejalan dengan harga batubara yang cenderung amblas, sehingga jangan kecewa kalau-kalau bukan hanya besaran dividennya saja, namun harga sahamnya pun bisa ikut turun sehingga apabila terus memegang sahamnya maka kamu bisa mengalami loss yang lumayan dalam.
Sebaliknya, kita tentu ingin membeli saham yang nilai dividend yield-nya terus bertambah setiap tahun. Tidak masalah jika pada tahun ini cuma terima yield 6%, tapi pada tahun berikutnya nilai yield-nya terus meningkat menjadi 7%, 8%, 9%, dan seterusnya.
Menemukan saham demikian sebetulnya gampang-gampang susah. Caranya kita mesti rajin-rajin membaca laporan keuangan.Â
Dengan membedah isi laporan keuangan, kita tak hanya bisa memahami model bisnis perusahaan, tapi juga mampu "meneropong" prospek pertumbuhan dividennya.
Tentu kita tidak harus punya latar belakang pendidikan di bidang ekonomi, bisnis, atau akuntansi untuk bisa mengerti laporan keuangan. Di luar bidang itu juga memungkinkan asalkan kita rajin dan teliti membaca laporan keuangan.
Ada sejumlah kriteria yang mesti kita cermati saat "menyelami" laporan keuangan dan dokumen penting lainnya. Di antaranya ialah asal-usul laba yang berhasil dibukukan oleh perusahaan.Â
Laba yang bagus adalah laba yang berasal dari hasil operasional perusahaan, bukan dari hasil jualan aset, selisih kurs, atau hasil usaha lain di luar inti bisnis perusahaan. Sebab, jenis laba tersebut sifatnya temporer, sehingga belum tentu terjadi lagi tahun depan.
Kriteria lain, perhatikan "sejarah" pembagian dividen yang dilakukan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mencermati "sejarah" tersebut, kita tak hanya bisa melihat pertumbuhan dividen pada masa lalu, tapi juga bisa mengetahui kestabilan Dividend Pay Out Ratio-nya. Dividend Pay Out Ratio (DPR) adalah rasio yang membandingkan antara jumlah dividen per saham dan laba per saham. Masing-masing perusahaan mempunyai DPR yang berbeda bergantung pada kondisi keuangan yang dimiliki.
Perusahaan yang bisnisnya sudah "mature" (matang) umumnya memiliki DPR hingga mencapai 100%. Itu artinya perusahaan membagikan 100% laba kepada pemegang saham tanpa menyisakan sedikitpun dana untuk mengembangkan usaha.