2. Sin Tek Bio
Terletak di sebuah gang yang sempit (Gang Kelinci), Sin Tek Bio adalah rumah ibadah berikutnya yang kami datangi. Saat awal melihatnya, kami sudah bisa mengetahui bahwa ini bukanlah rumah ibadah biasa.
Disebut demikian karena bentuk bangunannya sangatlah unik dan klasik. Hal ini bisa dimaklumi mengingat Sin Tek Bio sudah berdiri sejak 1968. Dari catatan sejumlah sumber, klenteng ini tadinya dibangun di daerah rawa.
Orang Tionghoa pada masa itu, yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, mendirikan klenteng tersebut untuk kegiatan keagamaan, sekaligus pemujaan kepada leluhur. Sejak saat itulah Sin Tek Bio rutin dikunjungi oleh Umat Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha.
Sin Tek Bio juga dikenal sebagai Vihara Dharma Jaya. Di dalamnya terdapat beragam jenis rupang, mulai dari Buddha, Boddhisatva, hingga para Dewa. Setiap rupang tadi sejatinya memiliki riwayat yang unik, yang mungkin tidak akan cukup disampaikan lewat tulisan ini.
Uniknya lagi, di salah satu ruang Sin Tek Bio, juga ada tempat khusus untuk persembahyangan Embah Raden Suna Kencana Winata.
Seperti diketahui, beliau merupakan anak dari Prabu Siliwangi yang begitu dihormati di bumi Jawa Barat. Sekiranya inilah wujud akulturasi yang menarik, yang terjadi di sini.
3. Gereja Ayam
Sesuai dengan namanya, Gereja Ayam mempunyai simbol ayam di atasnya. Simbol tersebut dulunya dibuat sebagai penunjuk arah mata angin, penangkal petir, atau pertanda khusus terkait Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 kali.