Tema tadi tentunya tidak langsung terlihat di awal film, mengingat film ini lebih berfokus pada keseharian Kikuko ketimbang Nikuko. Namun, seiring berjalannya film, mulai terkuak cerita masa lalu Nikuko dan Kikuko, yang membikin fisik mereka terlihat begitu beda, biarpun mereka "berstatus" ibu dan anak.
Sutradara film ini, Ayumu Watanabe, cukup piawai meracik komposisi cerita. Ia sanggup mengaduk-aduk emosi penonton dengan tingkah laku konyol Nikuko, cerita masa lalu Kikuko, dan "keanehan" Ninomiya.Â
Seperti Horukazu Koreeda yang membesut Broker, Watanabe juga membangun cerita dari hal-hal sederhana, sebelum berlanjut ke peristiwa yang membikin penonton sulit keluar dari bioskop tanpa terbawa perasaan (baper).
Di samping itu, film ini juga mempunyai sisi yang bikin "lapar" mata dan perut. Maklum, di dalamnya, terdapat sejumlah masakan dan makanan yang bikin napsu makan muncul.Â
Alhasil, jika Anda menyaksikan film ini dengan perut yang kosong, maka siap-siap Anda "tersiksa" melihat beragam jenis makanan yang menggiurkan (Apalagi sewaktu melihat Nikuko melahap semua hidangan dengan sekali telan!)
Meskipun mengangkat tema yang menghangatkan hati, namun sayangnya, film ini malah minim penghargaan. Berbeda dengan Broker yang menuai banyak pujian dari kritikus dan banjir penghargaan, film ini "hanya" diganjar 2 penghargaan, yakni Bucheon Internasional Animation Film Festival (2021) dan Fantasia Film Festival (2021). Sebuah penghargaan yang terlalu sedikit untuk film yang bisa bikin hati "berantakan"!
Fortune Favors Lady Nikuko merupakan salah satu film terpilih dalam dalam event Jakarta Film Week. Saya cukup beruntung bisa menyaksikannya di bioskop. Sekiranya keberuntungan tadi tentu tidak akan muncul tanpa bantuan dari teman-teman Komik Kompasiana. Terima kasih teman-teman Komik.Â
Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H