Transformasi Investor dan Trader Saham
Kisah transformasi Toom yang tertuang di dalam film "Beautiful Boxer" agaknya memantik ingatan saya pada transformasi gaya investasi yang cukup sering terjadi antara investor dan trader saham.Â
Maklum, gaya investasi yang dijalankan oleh investor dan trader memang sangat berbeda, mulai dari segi pengelolaan portofolio hingga pengelolaan emosi.
Jika boleh diumpamakan, maka trader lebih mirip dengan sosok pria yang begitu maskulin. Gaya investasinya cenderung cepat, agresif, dan bahkan eksplosif. Strategi hajar kanan (haka) dan hajar kiri (haki) adalah gaya yang kerap dipraktikkannya dalam berdagang saham. Sementara, rajin take profit dan rajin cutloss adalah bagian dari permainannya. Makanya, jangan heran, trader bisa memperoleh cuan besar atau sebaliknya, menanggung loss besar dalam waktu yang relatif singkat!
Berbeda dengan trader, investor tampak lebih kalem dalam "bermain". Seperti halnya seorang wanita, dia lebih berhati-hati dan bersabar dalam berinvestasi saham. Dia mempunyai pandangan jangka panjang, dan seringkali mengabaikan fluktuasi harga yang terjadi dalam jangka pendek. Dia lebih memperhatikan pertumbuhan yang dialami perusahaan ketimbangan ayunan harga yang terjadi secara acak setiap hari.
Dari situ bisa terlihat jelas perbedaan antara investor dan trader! Meski begitu, sejumlah orang yang berinvestasi saham terkadang kerap bingung mengidentifikasikan diri apakah dia seorang investor atau seorang trader.Â
Ada seorang yang memang aslinya seorang trader malah memilih gaya investasi buy and hold yang umumnya dipakai investor.Â
Sebaliknya, ada pula seorang yang sejatinya seorang investor justru aktif melakukan trading layaknya seorang trader. Seperti halnya Toom, tentu saja ini menimbulkan konflik batin!
Konflik batin ini tentu bisa berdampak pada manajemen portofolio yang dilakukan. Jika seseorang yang berjiwa trader, tetapi berinvestasi dengan gaya seorang investor, maka begitu melihat harga saham turun, alih-alih membeli kembali di harga bawah, dia malah bisa cepat-cepat melakukan cutloss.
Sebaliknya, kalau seseorang yang berjiwa investor dipaksa melakukan trading harian, maka tatkala saham yang seharusnya dicutloss, malah dia hold, sehingga kerugiannya bertambah lebar! Andaikan hal ini terjadi, maka mungkin saja kedua orang tersebut bakal lebih banyak rugi ketimbang untung!