Oleh sebab itu, jika ingin menjadikan dividend yield sebagai patokan, maka investor juga mesti memperhatikan tren laba. Paling bagus, tren laba-nya terus bertumbuh, sehingga nilai dividen yang bakal dibayar pada tahun berikutnya bakal membesar.Â
4. Price to Earning Growth (PEG)
Price to Earning Growth (PEG) merupakan rasio yang membandingkan antara Price to Earning Ratio (PER) dan Compound Annual Growth Rate (CAGR). Rasio ini sebetulnya "menyempurnakan" rasio PER. Jika PER hanya menilai valuasi saham pada suatu periode, maka PEG menyertakan unsur pertumbuhan laba dalam rentang waktu tertentu.
Sesuai namanya, rasio ini dipakai untuk menilai saham yang mempunyai pertumbuhan laba yang signifikan dari waktu ke waktu. Biasanya saham--saham demikian memiliki PER di atas 15 kali.
PER tersebut memang terkesan tinggi. Meski begitu, jika PER yang tinggi tadi disertai dengan pertumbuhan laba yang pesat, maka penilaiannya akan terlihat wajar. Makanya, pertumbuhan laba yang baik bisa menjustifikasi PER yang tinggi.
Menurut rasio PEG, sebuah saham disebut murah kalau nilai PER-nya lebih kecil daripada nilai CAGR-nya; disebut wajar jika PER dan CAGR-nya sama; dan disebut mahal apabila nilai PER-nya lebih tinggi dari CAGR-nya.
***
Dari semua rasio di atas terlihat bahwa penilaian mahal-murahnya sebuah saham tidak bisa dipukul rata dengan menggunakan rasio tertentu. Ada rasio yang cocok digunakan untuk menilai sebuah saham, ada pula yang tidak.Â
Jadi, sebetulnya, rasio-rasio tadi hanyalah memberikan gambaran umum tentang valuasi sebuah saham. Alhasil, dengan memakai berbagai macam pendekatan, saya kira tidak ada investor yang tahu persis penilaian sebuah saham dengan tepat dan akurat, sehingga jangankan tanaman Monstera King Variegata yang sampai dibanderol begitu mahal, harga wajar saham pun siapa yang bisa tahu.
Salam.
Referensi:Â 1