"Teka-teki" kepindahan Cristiano Ronaldo akhirnya terjawab. Seperti sudah banyak diberitakan, Ronaldo akhirnya memutuskan berlabuh ke klub yang sudah membesarkan namanya: Manchester United (MU).Â
Walaupun proses kepindahannya terkesan "dramatis", mengingat ia sempat dikabarkan bakal dipinang oleh Manchester City, namun Ronaldo ujung-ujungnya memilih pulang kampung ke Old Trafford.
Keputusan MU untuk memulangkan Ronaldo tentu menimbulkan beberapa persepsi. Yang pertama, manajemen MU tampaknya berhasrat mengulang kenangan manis yang pernah ditorehkan Ronaldo bersama tim pada awal tahun 2000-an. Maklum, pada waktu itu, bersama MU, Ronaldo sukses mempersembahkan sejumlah gelar, di antaranya, Liga Inggris dan Liga Champion Eropa.
Makanya, jangan heran, pada saat hijrah ke Real Madrid, kepergian Ronaldo banyak disesalkan oleh Fans MU. Tidak sedikit Fans MU yang sedih dan kecewa atas kejadian tersebut. Meski begitu, Ronaldo bisa mengucapkan selamat tinggal dengan kepala tegak, mengingat ia meninggalkan kesan yang baik saat ia pergi.
Kesan inilah yang masih terus terpatri kuat di benak manajemen dan Fans MU. Alhasil, biarpun Ronaldo sudah berganti seragam, mereka belum bisa sepenuhnya "move on". Oleh sebab itu, tidak heran, ketika Ronaldo memutuskan melanjutkan karier di klub lain, banyak yang berharap ia kembali.
Harapan ini muncul bukan tanpa alasan, mengingat sudah cukup lama MU absen meraih gelar Liga Inggris. Jadi, jika saja Ronaldo bisa "mudik", dan mampu bermain sebagus dulu, maka impian untuk memulangkan trofi Liga Inggris ke markas MU bisa terwujud.
Kasus transfer Ronaldo di atas sejatinya mengingatkan saya pada buyback saham yang umum dilakukan investor. Buyback saham bisa diartikan membeli kembali saham yang sama pada kesempatan yang berbeda.Â
Pembelian tadi bisa terjadi karena investor tertarik mendekap kembali sebuah saham, yang dulu pernah menghadirkan kisah indah dalam perjalanan investasi yang dilakukan.