Interpretasi Karmawibhangga
Relief alat musik tadi sejatinya banyak ditemukan di kaki Candi Borobudur. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat kaki candi memuat ajaran tentang Karmawibhangga. Karmawibhangga adalah Ajaran Buddha yang menjelaskan topik tentang "karma dan buahnya".
Dalam sejumlah referensi yang bisa ditemukan secara bebas di internet, karma kerap didefinisikan sebagai "Hukum Sebab-Akibat" atau "Hukum Tabur-Tuai". Definisi ini sebetulnya kurang begitu tepat, mengingat konsep karma dalam Agama Buddha lebih menyoal tentang "perbuatan yang diniatkan".
Agama Buddha mengajarkan bahwa setiap perbuatan (baik atau buruk) yang dikehendaki "berpotensi" menghasilkan dampak tertentu. Oleh sebab itu, jangan heran, jika di bagian Karmawibhangga terdapat banyak sekali panel yang memperlihatkan perbuatan (baik atau buruk) yang dilakukan masyarakat Jawa Kuna beserta semua akibatnya.
Dari situ bisa terlihat jelas bahwa seperti halnya masyarakat masa kini, orang Jawa Kuna ternyata juga suka bermusik. Bermusik agaknya menjadi sebuah hiburan di tengah rutinitas sehari-hari.
Dengan bermusik, mereka bisa melepas penat, sekaligus menjalin hubungan sosial dengan sesama. Alhasil, musik yang dimainkan secara bersama-sama menciptakan sebuah harmoni yang begitu kuat.
Sayangnya, kegiatan bermusik tadi kemudian lenyap disapu perubahan. Tak ada satu pun alat musik tadi yang tersisa. Semuanya hanya bisa terekam dan terkubur selama berabad-abad bersama relief Karmawibbhangga tersebut.
Replika Alat Musik
Setelah "hiatus" cukup lama, atas inisiatif sejumlah artis, seperti Trie Utami, Dewa Budjana, Purwa Caraka, dan lain-lain, akhirnya sejumlah alat musik tadi memiliki kesempatan untuk hadir kembali di atas panggung dunia lewat pagelaran Borobudur Culture Feast 2016.
Dalam acara tersebut, lagu "Padma Swargantara" yang digubah oleh Trie Utami dan Dewa Budjana sukses dipentas dengan iringan alat musik hasil replika dari relief Candi Borobudur. Alat musik itu di antaranya adalah Gasona, Solawa, dan Gasola, yang dibuat dari bahan kayu jati oleh seniman Ali Gardy.