Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Pebisnis Pemula Perlu "Berguru" di Pasar Saham?

15 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 15 Maret 2021   10:38 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut pameran Prasmul Innovation Day 2018 di mana para mahasiswa belajar tentang pasar saham secara real time. (Dok. Kompas.com)

Sejak berinvestasi di pasar saham beberapa tahun yang lalu, saya menyadari bahwa keterampilan-keterampilan yang biasanya diterapkan dalam mengelola portofolio saham ternyata bisa pula digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebut saja keterampilan dalam mengenali dan mengelola bisnis yang baik. Keterampilan ini penting dimiliki, terutama kalau seseorang ingin merintis sebuah bisnis. Apabila keterampilan tadi sudah diperoleh, maka kemungkinan besar bisnis yang dijalankan bisa bertahan dan berkembang dengan maksimal.

Keterampilan tersebut bisa dipelajari dengan menganalisis laporan keuangan yang dirilis perusahaan. Laporan ini dapat menyingkap secuil "rahasia" tentang cara manajemen dalam mengelola sebuah bisnis. Kita hanya perlu meniru saja model bisnis dan strateginya dalam mengatur bisnis yang kita jalankan.

Hal itulah yang saya lakukan sewaktu saya mulai merintis bisnis ritel saya. Jauh sebelum bisnis itu dibuka, saya sudah membaca beberapa laporan keuangan dari perusahaan publik, yang mempunyai model bisnis yang sama dengan bisnis yang saya jalankan.

Tujuannya adalah untuk "mencontek" resep mereka dalam menghasilkan profit bagi perusahaan. Dengan mengetahui resep tadi, saya tentu bisa menyusun sejumlah strategi dalam mengembangkan bisnis yang saya rintis.

Ruang Kelas/sumber:www.libarts.colostate.edu
Ruang Kelas/sumber:www.libarts.colostate.edu
Hal krusial lainnya ialah pentingnya membikin laporan keuangan. Pelaku bisnis, terutama yang masih tradisional, umumnya enggan membuat laporan tersebut. Alasannya, membuat laporan kemudangan dianggap terlalu rumit, jelimet, dan ruwet.

Padahal, membuat laporan keuangan tidaklah sesulit itu. Tanpa harus mempunyai pendidikan di bidang ekonomi sekalipun, mereka sebetulnya bisa membikin laporan keuangan yang sederhana.

Caranya? Cukup meniru laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan publik. Ada sejumlah perusahaan publik, seperti Unilever dan Sidomuncul, yang format laporan keuangannya terlihat begitu sederhana dan mudah dipahami. 

Pelaku bisnis bisa belajar menyusun laporan keuangan untuk bisnisnya dengan meniru laporan tersebut.

Saya kira, di antara beberapa jenis laporan keuangan, Laporan Laba-Rugi-lah yang paling penting dibuat, mengingat laporan keuangan ini memuat informasi tentang besaran penjualan dan laba yang bisa dicetak perusahaan. Tak hanya itu, dalam jangka panjang, laporan ini kerap menjadi tolak ukur pertumbuhan sebuah bisnis.

Sebagai contoh, katakanlah Rudi memulai bisnis toko sembako. Pada tahun pertama, omset yang diraih bisnis Rudi mencapai 60 juta rupiah dengan laba 8 juta rupiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun