Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Susah Move On karena "Premature Exit"?

22 Februari 2021   07:00 Diperbarui: 22 Februari 2021   17:23 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kuartal 2, laporan keuangannya masih cukup solid, meskipun angka penjualannya hampir berimbang secara year on year. Saya memutuskan terus menyimpan sahamnya, walaupun pada waktu itu, IHSG masih "panas-dingin" dihujani sentimen negatif. 

Pada bulan November 2020, emiten merilis laporan keuangan kuartal 3. Di dalamnya terlihat penjualan yang dibukukan perusahaan mengalami penyusutan. Dalam pandangan saya, kondisi ini kurang begitu bagus, sebab walaupun emiten masih mencatatkan laba yang lebih besar secara yoy, namun laba tersebut lebih besar diperoleh dari keuntungan kurs dan efisiensi yang dilakukan oleh manajemen. 

Saya berpikir, dalam jangka panjang, mungkin saja bisnis INKP bakal tersendat, dan kalau itu sampai terjadi, maka bukan mustahil harganya bakal turun. Oleh sebab itu, di harga 9000-an, saya memutuskan melepas INKP dan merealisasikan keuntungan sekitar 20%.

Ternyata keputusan tersebut merupakan "premature exit" yang saya lakukan. Saya menjual INKP terlalu dini, sebab beberapa bulan kemudian harganya justru "terbang" hingga menyentuh level 14.000-an. Andaikan masih menyimpannya, mungkin keuntungan yang saya peroleh sudah mencapai 100%!

Tentu saja saya "merindukan" INKP yang saya beli beberapa bulan sebelumnya. INKP adalah salah satu mantan terindah saya biarpun saya hanya memperoleh keuntungan yang kecil darinya. Oleh sebab itu, jangan heran kalau saya jadi begitu susah "move on" setelah mengetahui bahwa harga INKP terus terkerek setelah saya lepas!

Premature Exit

Dalam investasi saham, kasus yang saya alami kerap disebut sebagai "premature exit". Kasus ini terjadi manakala investor menjual saham yang sudah menghasilkan keuntungan terlalu cepat, sehingga kehilangan kesempatan untuk memetik keuntungan yang jauh lebih besar tatkala saham tadi melanjutkan kenaikan harga.

"Premature exit" adalah kasus yang biasa terjadi dalam investasi saham. Kasus ini bisa dialami investor manapun, baik yang masih "newbie" maupun yang sudah profesional. 

Kasus ini bisa muncul lantaran keputusan untuk menjual saham sama sulitnya dengan membeli saham. Makanya, jangan heran kalau strategi dalam menjual dan membeli saham bisa cukup berbeda, bergantung pada gaya yang dianut oleh masing-masing investor.

Meski begitu, sekiranya saya perlu menekankan bahwa apapun strateginya, yang jelas jangan pernah menjual saham karena sedang terbawa emosi. Anda bisa menyesalinya. Sudah ada sejumlah kejadian yang memperlihatkan hal tersebut.

Contohnya, kejadian seperti ini sempat dirasakan oleh seorang teman saya, yang memutuskan melepas sahamnya ketika IHSG sedang ambyar beberapa waktu yang lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun