BCA
Hal yang serupa juga terjadi pada Bank BCA. Jika dicermati dari grafik harga sahamnya, maka akan terlihat bahwa saham BCA (bbca) sudah seperti roket, yang terus saja melesat dari tahun ke tahun. Prestasi ini bisa terjadi bukan tanpa sebab. Di balik bisnis yang solid ternyata terdapat jajaran menajemen yang cakap dan jujur.
Saat tulisan ini dibuat, BCA masih dikomandoi oleh Jahja Setiaatmadja. Jahja diketahui menjabat menjadi Direktur Utama BCA sejak tahun 2011. Pada akhir tahun tersebut saham BBCA masih dihargai sekitar Rp 8000/lembar. Namun, setelah sepuluh tahun, nilainya telah bertumbuh lebih dari 4 kali lipat!
Meskipun bisnis BCA begitu terpukul akibat krisis 1998, sehingga Grup Salim terpaksa menjualnya kepada Grup Djarum, Jahja tetap bertahan. Sejak saat itulah, kariernya semakin berkembang, hingga puncaknya ia kemudian dipilih menjadi Direktur Utama BCA.
Di bawah kepemimpinan Jahja, performa bisnis BCA semakin moncer. Maka, jangan heran, pemegang saham BBCA terus mempertahankannya sebagai Direktur Utama. Pemegang saham sepertinya yakin, apabila ia terus menjabat sebagai dirut, maka bisnis BCA bakal terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Kualitas Manajemen
Ketiga cerita di atas mungkin merupakan "secuil" contoh yang memperlihatkan betapa berpengaruhnya peran manajemen dalam menyukseskan perusahaan.Â
Alhasil, kualitas manajemen jelas tidak boleh dikesampingkan dan diabaikan dalam memilih saham. Sebab, sebagus apapun sebuah model bisnis, tetapi kalau yang mengelolanya adalah orang-orang tidak beres, maka hasilnya tentu tidak akan begitu bagus.
Oleh karena itu, pada saat menyeleksi saham, saya suka membaca profil manajemen yang biasanya ditampilkan di Laporan Tahunan. Apabila informasinya masih belum lengkap, maka saya akan mencari informasi sebanyak mungkin dari sumber lain. Semua itu dilakukan demi memperkuat keyakinan saya terhadap kualitas manajemennya.Â
Kemudian, hal-hal apa yang mesti dilihat dalam menilai kualitas manajemen? Sederhana saja. Saya lebih menyukai manajemen yang sudah lama memimpin dan menggenggam saham perusahaan dalam jumlah yang banyak.Â