Setelah Welch pensiun pada tahun 2001, rekor harga tersebut belum pernah terlampaui hingga hari ini. Alhasil, biarpun sudah berganti beberapa CEO, namun belum ada seorang pun yang sanggup mengulang "cerita manis" yang ditorehkan Jack Welch pada masa lampau.
Apple
Contoh lainnya adalah kisah kebangkitan Apple. Sejak berdiri, Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi yang cukup menyita perhatian masyarakat Amerika Serikat.Â
Maklum, produk-produk yang dirilisnya kerap menciptakan tren tersendiri di tengah masyarakat. Alhasil, biarpun dijual dengan harga "premium", namun ada cukup banyak yang bersedia membeli dan mencintainya.
Keberhasilan Apple sebagai salah satu perusahaan yang paling bernilai di dunia bisa muncul berkat kerja keras manajemennya, terutama kelihaian CEO-nya Steve Jobs.Â
Di bawah komando Jobs, perusahaan yang nyaris bangkrut pada akhir tahun 1990-an ini mampu bangkit dan kemudian mencatatkan kinerja yang sangat gemilang. Semua itu bisa terjadi setelah Jobs sukses "menelurkan" produk-produk yang sangat laris di pasaran, seperi Imac, Ipod, dan Iphone.
Setelah Jobs minggat, Apple seperti "kapal" yang melaju tanpa arah yang jelas. Manajemennya kurang inovatif. Produk-produk terbarunya tidak begitu diminati. Pangsa pasarnya pun terus menyusut. Alhasil, tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apple karam dan tenggelam.
Namun, peristiwa itu batal terjadi setelah Jobs terpilih menjadi CEO pada tahun 1998. Pelan-pelan ia mulai merombak bisnis Apple, dan selebihnya adalah sejarah.Â
Yang menarik, sewaktu Jobs masuk ke jajaran manajemen, saham Apple dihargai sekitar 0,3 USD/lembar. Sepuluh tahun kemudian, di bawah kepemimpian Jobs, saham Apple sanggup melesat hingga menyentuh harga 11 USD/lembar!Â
Alhasil, Jobs tak hanya mampu menciptakan produk-produk yang ikonik, tetapi juga mendongkrak kapitalisasi pasar Apple hingga 36 kali lipat!Â