Digital banking adalah sebuah keniscayaan. Setidaknya itulah tren yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir.Â
Meskipun sekarang masih banyak masyarakat yang datang ke bank untuk melakukan transaksi keuangan, namun lambat laun, hal itu akan jauh berkurang, atau bahkan "ditinggalkan", mengingat kesadaran masyarakat untuk menggunakan mobile banking terus bertumbuh.Â
Fenomena ini tentu sejalan dengan survei yang dilakukan oleh Deloitte. Seperti dilansir dari Investor Daily, hasil survei tadi menyebut bahwa Indonesia merupakan negara nomor dua di asia tenggara, yang penduduknya paling antusias dalam menggunakan mobile banking.Â
Selama tiga tahun belakangan, penggunaan mobile banking di tanah air telah tumbuh dua kali lebih cepat dibandingkan negara-negara tetangga.Â
Hal ini bisa terjadi bukan tanpa sebab. Selain karena masyarakat Indonesia dikenal senang memakai smartphone dan internet, pertumbuhan tadi juga bisa muncul berkat terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2020.Â
Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari sembilan bulan ini telah "memaksa" banyak orang untuk mengubah kegiatannya, dari yang sebelumnya lebih banyak dilakukan secara offline kini berganti ke online.Â
Semuanya wajib dilakukan semata-mata demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, yang diketahui telah merenggut ratusan ribu korban jiwa.Â
Alhasil, hampir semua kegiatan, termasuk dalam transaksi keuangan, berubah total. Makanya, jangan heran, sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, jumlah transaksi keuangan yang dilakukan lewat mobile banking pun meningkat tajam sebesar 30,33% secara year on year.
Peningkatan tersebut juga didukung oleh fasilitas mobile banking yang sudah mumpuni. Ada begitu banyak bank yang sekarang sudah menyediakan aplikasi mobile banking, yang bisa memfasilitasi berbagai keperluan nasabah, mulai dari pembukaan rekening hingga pembayaran.Â
Salah satu aplikasi mobile banking yang patut dicermati ialah aplikasi mobile Banking M2U dari Maybank Indonesia.
Kehadiran aplikasi ini tentu saja dimaksudkan untuk memberikan solusi atas kebutuhan finansial nasabah.Â
"Inovasi yang berkelanjutan dari M2U adalah bentuk perwujudan brand promise Maybank - Humanising Financial Service, yaitu untuk menghadirkan solusi yang dapat menjawab kebutuhan finansial konsumen di mana pun fase kehidupannya, baik anak muda, profesional, keluarga muda, businessman/woman, paruh baya atau di usia matang / golden age. Aplikasi M2U hadir untuk mengisi dan memenuhi kehidupan finansial mereka," kata Michel Hamilton, selaku Chief Strategy, Transformation & Digital Officer, Maybank Indonesia.
Membuka Rekening secara Online
Karena merasa penasaran, saya pun mencoba membuka rekening di Maybank Indonesia secara online.Â
Pendaftaran ini bisa dilakukan dengan mengunduh aplikasi M2U ID, yang terdapat di Play Store atau App Store. Aplikasi ini sendiri dirilis tanggal 14 Agustus 2019. Meski terbilang baru, namun aplikasi ini sudah diunduh oleh lebih dari 100 ribu pengguna, dan mendapat rating 4,6 di Play Store.
Setelah saya selesai mengunduh aplikasinya, di halaman muka, akan muncul keterangan login atau daftar. Karena saya belum menjadi nasabah Maybank, maka saya memilih menu daftar, dan dari situlah, saya tinggal mengikuti sejumlah langkah yang mesti dilalui untuk membuka rekening.
Saya hanya perlu menunjukkan KTP Elektronik, NPWP, dan foto selfie, yang semuanya diambil melalui aplikasi. Makanya, jangan heran, untuk menyelesaikannya, waktu yang diperlukan tidak sampai setengah jam.
Kedua, layanan perbankan yang ditawarkan terdiri atas layanan konvesional atau syariah. Layanan ini bisa dipilih dan disesuaikan dengan keinginan masing-masing nasabah.Â
Layanan ini tentu saja sejalan dengan komitmen Maybank Indonesia untuk memberikan solusi atas kebutuhan para nasabahnya.Â
Dengan adanya kedua layanan tadi, Maybank Indonesia tak hanya melayani nasabah, yang ingin melakukan transaksi seperti pada umumnya, tetapi juga mengakomodasi keinginan nasabah yang mau bertransaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Ketiga, aplikasi ini terbilang cukup ringan dan hemat memori. Untuk menyimpannya, hanya dibutuhkan memori sebesar 75 MB saja. Alhasil, hal itu jelas mengurangi beban yang terdapat di smartphone, sehingga smartphone tidak mudah "ngelek" saat dipakai.
Keempat, aplikasi ini tak hanya digunakan untuk menyimpan tabungan, tetapi juga untuk melakukan investasi. Hal ini bisa dilihat dengan adanya fitur SBN Ritel. Fitur ini dapat digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), yang biasanya diterbitkan pada periode tertentu.Â
Tentu saja fitur ini mampu memfasilitasi keinginan masyarakat untuk berinvestasi, mengingat masyarakat, terutama yang berasal dari generasi muda (baca: milenial) mempunyai minat yang cukup tinggi terhadap investasi di SBN. Hal ini bisa dilihat dari angka penjualan Sukuk Ritel Seri 013 yang belum lama dilakukan.Â
Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sukuk tersebut menghasilkan penjualan yang begitu besar, yakni Rp 25,67 triliun, dan uniknya, dari keseluruhan investor yang membeli sukuk tadi, sebanyak 16.392 di antaranya merupakan generasi muda yang berusia 19-39 tahun.
Selain SBN, terdapat pula produk investasi lainnya, yakni deposito dan reksadana. Seperti disampaikan oleh Ditto Prabowo, selaku Head Digital Banking Product & Strategy Maybank Indonesia, lewat aplikasi M2U, nasabah bisa membuka deposito secara online. Dengan setoran mulai dari 10 juta rupiah, nasabah bisa mendapat suku bunga menarik dari depositonya.
Reksadana ini dipilih untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa diraih oleh nasabah.Â
Banyaknya layanan yang disediakan menjadikan M2U sebagai aplikasi serba-ada yang bisa melakukan berbagai aktivitas transaksi, mulai dari membuka rekening, melakukan pembayaran, hingga menginvestasi dana.Â
Alhasil, sepertinya tidaklah berlebihan kalau menyebut bahwa dengan aplikasi M2U, semuanya bisa dilakukan hanya dalam genggaman.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H