Pertumbuhan ini ternyata berimbas pada harga sahamnya. Pada awal tahun 2017, harga BBRI masih berada pada level 2100-an, tetapi sekarang pada akhir tahun 2020, sahamnya dihargai 4100-an. Artinya, hanya dalam waktu 3 tahun saja, saham ini mampu menghasilkan keuntungan hampir 100%.
Seperti disinggung sebelumnya, besaran nilai pada dividend yield bisa menipu. Sebab, kalau ada perusahaan yang untung besar dari penjualan asetnya dan kemudian membagikan uang hasil penjualan tersebut dalam bentuk dividen, maka nilai dividend yield-nya bakal melambung tinggi, dan harga sahamnya terkesan murah.
Selain itu, besaran dividend yield yang hanya dilihat untuk waktu satu tahun saja dinilai belum bisa menggambarkan prospek pertumbuhan sahamnya dalam jangka panjang.Â
Makanya, jangan heran, walaupun saham-saham batubara yang bagus, seperti ITMG dan PTBA, mempunyai dividend yield yang menarik, yakni 8% dan 11%, namun hal itu belum cukup memberi keyakinan bahwa dalam jangka panjang, harga sahamnya bakal meningkat, mengingat dalam beberapa tahun sebelumnya, laba yang berhasil dibukukannya terus menurun.
Alhasil, menurut hemat saya, jika ingin menjadikan dividen sebagai kriteria untuk memilih saham, maka sebaiknya kita mencermati pertumbuhan dividen dalam beberapa tahun terakhir, alih-alih nilai dividend yield-nya dalam waktu satu tahun saja. Sebab, hal itu memperlihatkan kualitas sesungguhnya dari sebuah saham, yang layak dimiliki dan disimpan dalam jangka panjang.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H