Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Ilusi" Itu Bernama Dividend Yield

28 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 28 Desember 2020   09:41 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Pertumbuhan ini ternyata berimbas pada harga sahamnya. Pada awal tahun 2017, harga BBRI masih berada pada level 2100-an, tetapi sekarang pada akhir tahun 2020, sahamnya dihargai 4100-an. Artinya, hanya dalam waktu 3 tahun saja, saham ini mampu menghasilkan keuntungan hampir 100%.

Pertumbuhan Dividen BBRI/ sumber: dokumentasi Adica
Pertumbuhan Dividen BBRI/ sumber: dokumentasi Adica
Lantas, bagaimana dengan aspek dividend yield? Sejujurnya saya jarang sekali menggunakan dividend yield dalam memilih saham. 

Seperti disinggung sebelumnya, besaran nilai pada dividend yield bisa menipu. Sebab, kalau ada perusahaan yang untung besar dari penjualan asetnya dan kemudian membagikan uang hasil penjualan tersebut dalam bentuk dividen, maka nilai dividend yield-nya bakal melambung tinggi, dan harga sahamnya terkesan murah.

Selain itu, besaran dividend yield yang hanya dilihat untuk waktu satu tahun saja dinilai belum bisa menggambarkan prospek pertumbuhan sahamnya dalam jangka panjang. 

Makanya, jangan heran, walaupun saham-saham batubara yang bagus, seperti ITMG dan PTBA, mempunyai dividend yield yang menarik, yakni 8% dan 11%, namun hal itu belum cukup memberi keyakinan bahwa dalam jangka panjang, harga sahamnya bakal meningkat, mengingat dalam beberapa tahun sebelumnya, laba yang berhasil dibukukannya terus menurun.

Alhasil, menurut hemat saya, jika ingin menjadikan dividen sebagai kriteria untuk memilih saham, maka sebaiknya kita mencermati pertumbuhan dividen dalam beberapa tahun terakhir, alih-alih nilai dividend yield-nya dalam waktu satu tahun saja. Sebab, hal itu memperlihatkan kualitas sesungguhnya dari sebuah saham, yang layak dimiliki dan disimpan dalam jangka panjang.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun