Saat tulisan ini dibuat, hujan sedang turun dengan cukup deras dan tanpa disangka, suasana "melow" yang muncul bersama suara gemericik air hujan memantik kenangan tentang sebuah cerita sedih, yang sempat saya dengar beberapa waktu yang lalu.Â
Cerita yang saya maksud sebetulnya tidak sedih-sedih amat layaknya Drama Korea yang begitu "mengharu-biru", tetapi setelah mendengarnya, saya jadi tertegun.Â
Cerita ini sebetulnya bermula ketika papa saya bertemu dengan seorang tetangga, yang kebetulan saja lewat di depan rumah. Usia si tetangga dan papa saya sebaya, tetapi kehidupan keduanya cukup berbeda.Â
Jika papa saya masih punya kesibukan pada "usia senja"-nya, maka tetangga tadi hanya menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk di rumah tanpa banyak melakukan kegiatan.Â
Maklum, dalam usia yang sudah sepuh demikian, hampir tak ada kegiatan produktif yang bisa dilakukannya. Keterbatasan fisiklah yang menghalanginya untuk berbuat sesuatu dalam mengisi kesehariannya.Â
Selama masa pandemi, transferan tadi masih diterimanya. Namun, nominalnya ternyata tidak sebanyak sebelumnya. Sepertinya bisnis yang dijalankan anaknya sedang terdampak Pandemi Covid-19, sehingga uang bulanan yang bisa disetorkannya jadi menipis. Alhasil, tetangga tadi pun mesti berhemat seketat mungkin agar dapat terus bertahan dengan sedikit pemberian yang ditransfer oleh anaknya.
Walaupun tidak mendengar curhatnya secara langsung, tetapi saya bisa memahami kegalauan yang sedang dialami tetangga tadi.Â
Di satu sisi, ia mungkin sungkan meminta tambahan uang kepada anaknya, karena khawatir hal itu akan semakin mempersulit hidup anaknya, yang bisnisnya tengah terpuruk akibat Pandemi Covid-19.Â
Namun, di sisi lain, ia juga bingung mencari uang demi menunjang kehidupannya, karena ia tidak memiliki pekerjaan atau bisnis yang bisa diandalkan sama sekali.
Merencanakan Keuangan untuk Masa Tua
Situasi serba salah yang dialami si tetangga tersebut mungkin merupakan salah satu "mimpi buruk", yang cukup ditakuti oleh orang-orang yang sudah berusia lanjut. Walaupun kondisi demikian memang tidak enak dirasakan, namun harus diakui, ada cukup banyak orang yang terpaksa mengalaminya.Â
Tiadanya sumber penghasilan pada usia tua memaksa orang-orang tersebut mesti menggantungkan hidupnya kepada keluarganya. Apabila anggota keluarganya mempunyai kemampuan finansial yang baik, maka tidak jadi soal. Namun, akan lain ceritanya kalau keluarganya sendiri hidup dalam kekurangan.Â